NGAMPRAH, KOMPAS — Bank Jabar Banten Syariah di Jawa Barat optimistis bakal mendulang banyak peluang ekonomi pada 2018 di tengah hajatan politik besar bangsa ini. Pemanfaatan potensi itu diyakini bisa ikut menggenjot pendapatan dan perolehan laba.
”Kami melihat tahun politik ini sebagai momentum baik bagi industri perbankan syariah. Beberapa strategi sudah ditetapkan bersama dukungan dari induk usaha Bank Jabar Banten. Kami yakin akan mampu menggenjot pendapatan dan laba,” kata Direktur Bank Jabar Banten (BJB) Syariah Indra Falatehan di Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/4/2018).
BJB Syariah membukukan laba Rp 9,32 miliar pada triwulan I-2018. Nilai itu meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 1,84 miliar.
Menurut Indra, salah satu strategi yang akan dilakukan adalah membidik pembiayaan sindikasi bersama induk usaha terkait proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai APBN dan APBD. Dia mencontohkan proyek jalan tol, bandar udara, hingga pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
BJB Syariah, kata Indra, sudah memulainya dengan turut serta dalam pembiayaan sindikasi untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, dan mendukung program pemerintah dalam subsidi perumahan melalui Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
”Kami berupaya terus memperbaiki kinerja. Tak hanya memberdayakan ekonomi umat, tetapi juga melakukan kampanye produk dan layanan perbankan syariah. Tahun politik tidak akan menghalangi kami untuk meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan bagi masyarakat,” ujarnya.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, keterlibatan sindikasi perbankan syariah sangat membantu proses pembangunan bandara. Saat ini, selain BJB Syariah, ada enam bank lain yang ikut serta dalam pembiayaan BIJB.
Bank-bank itu adalah Bank Jateng Syariah, Bank Sumut Syariah, Bank Kalbar Syariah, Bank Sulbar Syariah, Bank Jambi Syariah, serta Bank Kalsel Syariah. Dana yang dikucurkan mencapai Rp 906 miliar dari total kebutuhan pembangunan BIJB Rp 2,6 triliun.
BIJB bakal menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Banten. Bandara ini akan melayani mudik pada Juni nanti ke lima kota, yakni Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan. Selain itu, bandara ini juga akan memberangkatkan calon jemaah haji mulai bulan Juli tahun ini. Sebanyak enam maskapai penerbangan bakal beroperasi di sana.
”Skema kemitraan pemerintah dan swasta ini adalah bagian dari pengembangan metode pembiayaan infrastruktur. Skema ini merupakan yang pertama di Indonesia dalam pembangunan bandara. Pemegang saham langsung mayoritas tetap dimiliki Pemerintah Provinsi Jabar dan PT Jasa Sarana dengan porsi hampir Rp 1 triliun. Sisa dana lainnya dibiayai pemerintah pusat,” ujar Virda.
Metode pembiayaan ini diapresiasi positif oleh Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke BIJB pada pertengahan April lalu. Presiden mengatakan, pembiayaan BIJB mampu menunjang pembangunan tepat waktu dan berkualitas. Dia bahkan menyebutkan, skema seperti ini besar kemungkinan bakal diterapkan di proyek pembangunan infrastruktur lain di Indonesia.