PANGKAL PINANG, KOMPAS — Banjir merendam dua kecamatan di Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (27/4/2018). Banjir disebabkan air kiriman dari Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Induk dan buruknya jaringan drainase menuju kolam retensi.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pangkal Pinang Izwarhadi saat dihubungi dari Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, menuturkan, banjir mulai terjadi pada pukul 08.00. Saat itu, sejumlah ruas jalan tertutup karena ketinggian air mencapai 1 meter.
Dua kecamatan terdampak banjir paling parah adalah Kecamatan Gerimaya sebanyak 15 keluarga dan Kecamatan Rangkui sebanyak 147 keluarga dan 462 jiwa. Banjir juga memutus lalu lintas jalan karena tidak bisa dilewati kendaraan.
Namun, sekitar pukul 11.00, hujan berhenti dan banjir berangsur surut. ”Sampai Jumat malam, banjir masih merendam tetapi tidak setinggi Jumat pagi,” ujar Izwarhadi. Saat ini ketinggian air 25 sentimeter dan hanya menutup pekarangan rumah warga.
Menurut Izwarhadi, banjir disebabkan air kiriman dari Bangka Tengah dan Bangka Induk yang memiliki kawasan yang lebih tinggi dibandingkan Pangkal Pinang. Hal ini diperparah dengan tidak ada lagi kawasan penyerapan air sehingga air mengalir dengan cukup cepat. ”Air tidak lagi tertahan lantaran kawasan hutan gundul,” katanya.
Selain itu, ada pembangunan beton bertulang (box culvert) untuk pembuatan jembatan yang ternyata menghambat aliran air menuju ke kolam retensi. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya sampah yang menumpuk sehingga menyumbat aliran air.
Saat ini, kata Izwarhadi, warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing dan aktivitas di jalan rasa kembali normal. Namun, pihaknya berharap agar warga tetap waspada karena banjir masih bisa terjadi.