MENTAWAI, KOMPAS - Perempuan wisatawan asal Denmark berinisial SL (24) diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan TS (24), warga Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyesalkan kejadian itu karena khawatir berdampak buruk tidak hanya bagi pariwisata Mentawai, tetapi juga Sumbar.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Muara Siberut Inspektur Dua M Choir yang dihubungi saat berada di Mentawai, Jumat (27/4/2018) pagi, mengatakan, kekerasan seksual itu terjadi di Pulau Nyang Nyang, Siberut Selatan, Selasa lalu sekitar pukul 13.00. Pulau Nyang Nyang berada sekitar satu jam perjalanan dengan kapal dari Muara Siberut, ibu kota Kecamatan Siberut Selatan.
Menurut M Choir, kejadian itu bermula saat SL yang menginap di Surfcamp E-Bay, Pulau Nyang Nyang, hendak menuju lokasi selancar atau surfing. Dalam perjalanan, dia dicegat oleh tersangka. TS memegang bahu korban, kemudian mengancamnya dengan sebilah kayu. ”TS meminta kepada SL agar tetap diam jika ingin selamat. Setelah itu, TS membawa korban ke semak-semak dengan menarik tangan dan rambutnya” kata M Choir.
Terguncang
Dalam kondisi terdesak, SL sempat melawan dan berhasil melepaskan diri dari TS. Namun, TS berhasil mengejar SL dan memerkosanya. Mendapat perlakuan itu, korban melapor kepada pemilik Surfcamp E-Bay tempat ia menginap. Laporan itu kemudian diteruskan ke pihak kepolisian. Pada Rabu (25/4/2018), TS ditangkap.
”Tersangka saat ini sudah ditahan di Polsek Siberut. Ia dijerat dengan Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Mentawai Inspektur Satu Herit Syah.
Sementara korban, menurut Herit, sudah berangkat pulang ke Denmark pada Jumat pagi. ”Kemarin dia terlihat agak terguncang dengan peristiwa itu, tetapi setelah divisum dan diperiksa sudah lebih tenang,” ujar Herit.
Kejadian itu juga mengundang perhatian Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit. Nasrul meminta agar tersangka ditindak tegas agar menimbulkan efek jera. Ia sangat menyesalkan kekerasan seksual itu karena bisa berdampak buruk terhadap citra, tidak hanya Mentawai, tetapi juga Sumbar. ”Kejadian ini merusak pariwisata Sumbar,” kata Nasrul. (ZAK)