Tingkatkan Kapasitas Masyarakat untuk Cegah Kebakaran
MARTAPURA, KOMPAS — Masyarakat yang tinggal di kawasan lahan gambut dan sekitarnya berperan penting dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, kapasitas dan pengetahuan mereka harus terus ditingkatkan.
Peran serta masyarakat dalam pemulihan ekosistem gambut telah terbukti berhasil menurunkan luas lahan yang terbakar.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani dan masyarakat di kawasan lahan gambut dan sekitarnya, Badan Restorasi Gambut (BRG) menggelar Jambore Masyarakat Gambut Ke-2 di Kiram Park, Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, 28-30 April 2018. Lokasi tersebut berjarak sekitar 60 kilometer dari Banjarmasin.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono yang membuka secara resmi kegiatan Jambore Masyarakat Gambut mengatakan, peran aktif masyarakat dalam mengelola dan memulihkan ekosistem gambut merupakan bagian penting dari pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
”Dalam kurun tiga tahun terakhir, penurunan luas lahan yang terbakar mencapai 80 persen. Pencapaian itu berkat tata kelola gambut dengan memprioritaskan pada pemulihan ekosistem gambut,” ujar Bambang di Kiram Park, Sabtu (28/4/2018).
Pada 2015, ungkap Bambang, luas lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 2,6 juta hektar (ha). Pada 2016 luas lahan yang terbakar menurun menjadi sekitar 400.000 ha, kemudian pada 2017 turun lagi menjadi 160.000 ha.
Menurut Bambang, masyarakat gambut Indonesia secara serentak melakukan patroli terpadu untuk menjaga agar tidak ada api di wilayahnya. Mereka tetap menjaga fungsi ekosistem gambut agar lahan gambut tetap basah atau lembab pada musim kemarau serta tidak terendam pada musim hujan.
”Masyarakat gambut perlu terus dibina agar bisa tetap menjaga wilayahnya. Dalam pengelolaan hutan atau lahan, seminimal mungkin tidak ada lagi penyiapan lahan dengan membakar. Dengan demikian, mudah-mudahan pada 2018 karhutla bisa semakin berkurang,” katanya.
Kepala BRG Nazir Foead mengatakan, Jambore Masyarakat Gambut merupakan wadah pertukaran pengetahuan, peningkatan kapasitas, penguatan jaringan, dan penyampaian informasi kebijakan pembangunan di areal ekosistem gambut. Kegiatan jambore dimaksudkan agar lebih mengangkat optimisme kolektif dalam upaya merestorasi gambut.
”Salah satu dari sekian banyak upaya pencegahan kebakaran lahan adalah restorasi gambut. Capaian dalam restorasi gambut tidak lepas dari kerja keras anggota masyarakat, petani, nelayan, perajin, serta pegawai yang sehari-hari hidup di dalam dan di sekitar lahan gambut,” katanya.
Kearifan lokal
Nazir mengemukakan, luas lahan gambut di Indonesia sekitar 15 juta ha. Ini merupakan luas gambut tropis terbesar di dunia. Sebagian masyarakat juga sudah ratusan tahun hidup tenteram bersama ekosistem gambut dan mengelolanya dengan bijak.
”Kami ingin menggali kembali kearifan lokal itu. Mari kita tumbuh kembangkan dengan suntikan ilmu dan teknologi agar ekosistem gambut bisa kembali pulih dan memberikan manfaat maksimum kepada bangsa dan negara,” ucapnya.
Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri selaku ketua panitia Jambore Masyarakat Gambut menyampaikan, tema jambore tahun ini adalah ”Rayakan Gambut, Pulihkan Indonesia”.
”Tema itu dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa dalam dua tahun terakhir ini semakin tumbuh kepercayaan diri dan kesanggupan masyarakat desa/kelurahan gambut untuk terus memelihara ekosistem gambut. Mereka juga mampu mengembangkan ekonomi desa yang bertumpu pada keragaman alam gambut,” kata Myrna.
Jambore Masyarakat Gambut adalah forum pertemuan bagi para petani, warga masyarakat, dan kelompok pendukung restorasi yang ada di dalam dan sekitar ekosistem gambut. Tidak kurang dari 1.600 petani yang berasal dari 265 desa/kelurahan peduli gambut di 7 provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Papua, mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangatlah penting untuk keberhasilan program restorasi gambut.
”Suatu kehormatan bagi kami ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan Jambore Masyarakat Gambut. Kegiatan jambore ini penting untuk bertukar informasi dan merumuskan strategi percepatan restorasi gambut,” katanya.