Tidak lama lagi Surabaya akan memiliki kebun raya mangrove pertama di Indonesia. Banyak manfaat yang bakal didapat warga.
SURABAYA, KOMPAS Indonesia akan memiliki kebun raya mangrove pertama di dunia. Untuk mewujudkan hal itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), dan Pemerintah Kota Surabaya menandatangani nota kesepahaman pada puncak acara Jaga Bhumi Festival di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018), dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Direncanakan ada 100 spesies mangrove yang dikembangkan. Tahap awal sudah ada 60 hektar lahan di Wonorejo. Total kebun raya ini seluas 2.600 hektar.
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pada 1978 luas hutan mangrove di Surabaya masih 3.300 hektar, tetapi pada 1985 menyusut tinggal 2.500 hektar. Pihaknya pun menjadikan kawasan pantai timur Surabaya sebagai kawasan konservasi mangrove, termasuk untuk rehabilitasi dan edukasi sejak 2009.
Demi mewujudkan kebun raya mangrove, tahun ini disiapkan dana Rp 17 miliar untuk pembebasan lahan seluas 30 hektar. Areal yang sudah klir saat ini mencapai 60 hektar. Diharapkan nantinya total bisa mencapai 100 hektar, disiapkan di Wonorejo.
Risma mengatakan, Surabaya nantinya punya kebun raya mangrove yang bisa berkontribusi sebagai paru-paru dunia. Setidaknya nanti ada sekitar 2.600 hektar lahan mangrove di Surabaya, termasuk di Wonorejo dan Gununganyar. ”Ini hanyalah salah satu noktah kecil, tetapi menjadi tempat bumi bergantung, menjadi salah satu paru-paru dunia dan tempat tumbuh kembangnya biota laut,” katanya.
Ketua II YKRI A Sonny Keraf memaparkan, gagasan membangun kebun raya mangrove terbesar di dunia di Surabaya itu punya multifungsi. Mangrove bisa menahan abrasi, baik oleh gelombang maupun naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global.
”Mangrove juga bisa menyerap karbon dioksida lima kali tanaman lainnya. Mangrove bisa untuk tempat perkembangbiakan biota laut, seperti kepiting, udang, dan ikan. Mangrove bisa untuk ekowisata dan areal singgah burung migrasi,” kata Sonny.
Kebun raya mangrove dimaksudkan sebagai upaya mencegah abrasi. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas hutan mangrove di Indonesia saat ini 3,49 juta hektar, tersebar di 257 kabupaten/kota, tetapi hanya 42 persen dalam kondisi baik.
Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto mengapresiasi Pemkot Surabaya menginisiasi kebun raya mangrove. Kebun raya berfungsi menjadi sarana edukasi dan laboratorium hidup dan biologi. Kebun raya juga berfungsi untuk konservasi, melindungi tanaman, memberikan jasa lingkungan, dan ekowisata. ”Adanya kebun raya mangrove melengkapi jumlah kebun raya di Indonesia yang ditargetkan mencapai 47 kebun raya,” katanya.
Ketua Umum YKRI Megawati Soekarnoputri mengatakan, yang tak kalah penting juga membangun dari sisi sosial dan budaya. Ia mengajak warga mendukung dengan ramai-ramai menanam mangrove dan pohon lain. Harapannya, Surabaya menjadi lebih nyaman dan menjadi taman flora terbesar.
”Ayo, mari membantu Bu Risma menanam di kebun raya mangrove, mulai dari kelompok kecil sampai dewasa. Mau apa tidak?” tanya Mega kepada semua warga. (ACI)