MAJALENGKA, KOMPAS - Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka dipastikan beroperasi pada 24 Mei. Namun, dalam sisa waktu 21 hari, sejumlah masalah masih membayangi, seperti akses menuju bandara dan kepastian maskapai serta rute.
”Kami belum tahu maskapai apa yang akan digunakan. Kami juga bingung terkait akses menuju bandara,” ujar Cecep Rahmat, pengusaha tur dan travel umrah asal Kabupaten Tasikmalaya, dalam sosialisasi pengoperasian Bandara Kertajati di Majalengka, Rabu (2/5/2018).
Sejumlah pengusaha tur dan travel umrah di Jawa Barat mempertanyakan hal serupa. Pertemuan yang digagas PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), badan usaha milik daerah Jabar, diikuti sekitar 150 pengusaha tur dan travel umrah se-Jabar.
Dalam dialog, beberapa kali lampu di terminal keberangkatan yang jadi tempat acara padam. Para pengusaha diajak berkeliling terminal seluas 96.280 meter persegi bertingkat tiga itu.
Menurut Cecep, selama ini pemberangkatan umrah dari Jabar menggunakan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Ia perlu waktu sekitar 6 jam dari Jabar selatan jika menggunakan jalur tol, antara lain Cileunyi menuju Cikampek sebelum masuk ke Jakarta.
”Belum ada jalur tol dari Jabar selatan seperti Tasikmalaya langsung ke Kertajati. Kalau lewat tol, nanti masuk dari Cikampek. Padahal, itu sudah dekat Jakarta,” ujarnya. Karena itu, pengusaha pikir-pikir untuk menggunakan Bandara Kertajati.
Wakil Ketua Kesatuan Tur dan Travel Umrah Cabang Jabar Yunan Akmal berharap sejumlah kendala tersebut segera teratasi. ”Bandara Kertajati jadi harapan masyarakat Jabar, termasuk pengusaha perjalanan umrah. Setidaknya ada 160 perusahaan perjalanan umrah di Jabar,” ujarnya.
Hotel
Setiap tahun sekitar 17 persen dari 47 juta penduduk Jabar melakukan perjalanan haji dan umrah. Potensi itu seharusnya dimanfaatkan industri perhotelan di Majalengka dan sekitarnya.
”Selama ini kami menggunakan hotel di Tangerang yang perlu waktu tempuh sekitar 1 jam ke Bandara Soekarno-Hatta. Kalau menggunakan hotel di Majalengka dan Cirebon, waktunya bisa kurang dari 1 jam menuju Bandara Kertajati,” ujar Yunan. Ada 107 hotel di Kota Cirebon.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengakui, jalur tol menuju Bandara Kertajati masih menjadi masalah. Padahal, pengoperasian perdana bandara tersisa 21 hari lagi. Pemerintah pusat telah menetapkan Bandara Kertajati untuk melayani mudik ke lima kota pada bulan Juni dan penerbangan haji pada Juli. Kota itu adalah Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan.
Namun, menurut Virda, calon penumpang yang berangkat dari Bandung dapat melalui Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan keluar di Gerbang Tol Kertajati, lalu melintasi Jalan Raya Kadipaten untuk ke Kertajati. Saat ini, akses sepanjang 1,8 kilometer menuju bandara dari jalan raya masih dibangun dan bisa beroperasi sebelum 24 Mei.
Terkait maskapai yang akan beroperasi, Virda mengatakan, belum ada kepastian dan masih menjajaki sejumlah perusahaan penerbangan. ”Pihak maskapai sedang melihat potensi pasar. Karena itu, kami mengajak perusahaan perjalanan umrah untuk meyakinkan potensi ini. Kami akan buat forum diskusi bersama antara maskapai dan perusahaan perjalanan,” ujarnya.