Meriam Raja Meledak, 1 Orang Tewas dan 4 Orang Terluka
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Acara adat peringatan satu tahun pengangkatan Raja Kerajaan Sahilan, Yang Dipertuan Agung Tengku Muhammad Nizar, di Desa Sahilan, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, pada Rabu (9/5/2018) siang berubah menjadi petaka. Meriam kerajaan yang dinyalakan untuk menyambut kedatangan raja meledak sehingga seorang tewas dan empat orang luka-luka.
”Korban yang meninggal sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Tiga korban luka berat dan satu luka ringan. Semua korban luka dibawa ke rumah sakit di Pekanbaru,” kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto di Pekanbaru, Rabu sore.
Sunarto menambahkan, korban meninggal adalah Ikram (38), warga Lipat Kain (sekitar 20 kilometer dari lokasi kejadian). Korban luka berat adalah Sumanto Rebo (58), Rafika Alni (16), Aisyah (12), dan Sarimah (51) mengalami luka ringan.
Menurut Sunarto, pada saat meriam kerajaan yang disebut lelo meledak, raja tidak berada di tempat. Raja beserta rombongan sedang diarak dalam sebuah iring-iringan menuju lokasi acara. Acara itu dihadiri oleh Kepala Polres Kampar Ajun Komisaris Besar Ananta Yudhistira, Camat Gunung Sahilan Dedi Herman dan undangan sekitar 1.500 orang.
Detik-detik menjelang kejadian, pembawa acara tengah menghitung mundur peledakan. Namun, masih pada hitungan ketiga, meriam sudah berbunyi keras dan menimbulkan gumpalan asap di sekelilingnya. Tidak ada yang menyangka terjadi peristiwa mengerikan setelah ledakan itu.
Pembawa acara kemudian masih melanjutkan pidatonya. Dia mengatakan, meriam lelo adalah senjata kerajaan. Namun belum sempat menyelesaikan informasi tentang lelo, beberapa ibu yang berada di dekat meriam berteriak histeris. Ternyata ada beberapa orang terkapar di dekat meriam.
Petugas kepolisian yang berada di lokasi segera mengambil alih. Korban yang terluka segera diangkut ke rumah sakit. Kepala Polres Kampar ikut langsung mengangkat dan membawa korban ke rumah sakit.
Kerajaan Sahilan adalah sebuah kerajaan tua di Riau yang berdasarkan sejarah berdiri pada abad ke-18. Raja pertama adalah Yang Dipertuan Agung Bujang Sati atau Sutan Pangubayan yang memerintah sampai tahun 1740. Kerajaan itu berada di tepi aliran Sungai Subayang yang berhulu di Sumatera Barat.
Sebelum pengangkatan Tengku Muhammad Nizar sebagai raja ke-11, Kerajaan Sahilan sempat mengalami kevakuman selama 39 tahun. Sebelumnya kerajaan dipimpin oleh Raja Ghazali yang wafat pada tahun 1979. Pada 22 Januari 2017, pihak ninik mamak (pengetua adat) dan Pemerintah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau menyepakati pengangkatan raja baru Muhammad Nizar.
Meriam lelo adalah senjata sungguhan yang diduga merupakan peninggalan Belanda. Meriam itu berukuran sekitar 100 sentimeter dengan diameter 17 sentimeter. Meriam kecil itu terakhir dipakai pada acara penobatan raja ke-11 pada Januari tahun 2017.
Diduga ledakan mesiu memotong besi tua pada pangkal meriam dan pecahan besi terlontar keras dan mengenai orang-orang yang berada di sekitarnya.
Dari potongan video amatir yang beredar di media sosial terlihat bahwa meriam lelo terpotong pada bagian pangkalnya. Diduga ledakan mesiu memotong besi tua pada pangkal meriam dan pecahan besi terlontar keras dan mengenai orang-orang yang berada di sekitarnya.
Dua orang terlihat digotong oleh polisi menuju ke sebuah mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Seorang anak remaja berpakaian adat Melayu mengalami luka parah di bagian pangkal pahanya.