Kiat Menjadikan Surabaya Kota Manusiawi dan Bermartabat
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi menghadiri undangan Raja Salman bin Albudaziz al-Saud. Dalam pertemuan atas undangan dari Secretary General King Salman Center for Local Governmen, Risma berpartisipasi pada kegiatan First International Conference on Humanizing Cities 2018.
Forum tersebut, menurut Kepala Bagian Humas Kota Surabaya Fikser dari Arab Saudi kepada Kompas, Kamis (10/5/2018), merupakan kegiatan konferensi internasional yang dihadiri panelis, pejabat pemerintah, dan peneliti guna membahas upaya mewujudkan kota yang manusiawi dan bermartabat. ”Dalam pertemuan itu, Wali Kota Surabaya memaparkan kiat menjadikan Surabaya menjadi kota yang bermartabat serta manusiawi dan berwawasan lingkungan,” katanya.
Menurut Fikser, Risma menjadi pembicara dalam dua sesi. Pertama, sesi plenary konferensi internasional yang memaparkan materi terkait upaya mewujudkan kota yang manusiawi dan bermartabat. Sesi kedua adalah sesi panel yang membahas sekaligus dan mendiskusikan tentang isu penting yang berkaitan dengan tema menciptakan kota yang manusiawi.
”Pada sesi kedua, berbagai hal muncul, terutama faktor-faktor yang menjadi kebutuhan dasar bagi warga untuk mendapatkan kenyamanan di kotanya, yang sekaligus menjadi rumahnya,” ujar Fikser sembari menambahkan, kenyamanan di Surabaya terus ditingkatkan dengan mengoperasikan Command Center 112 yang selama 24 jam siaga melayani warga Surabaya.
Kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai platform bagi para pemimpin daerah, pemegang kebijakan, peneliti, dan perwakilan pihak swasta untuk mendiskusikan upaya mewujudkan kota yang manusiawi dan kota yang layak huni sesuai kebutuhan dan keinginan warganya.
Apalagi, kegiatan konferensi menjadi langkah awal dalam membuat roadmap untuk menciptakan kota-kota di Arab Saudi yang manusiawi dan bermartabat serta sejalan dengan visi transformasi negara tahun 2030.
Dalam pemaparannya, Risma mengungkapkan tentang beberapa pembangunan yang telah dilakukan di Kota Surabaya. Mulai dari pembangunan taman, infrastruktur jalan dan fasilitas olahraga, ruang bagi anak, program pendidikan gratis, kesehatan, dan sistem e-government di lingkungan Pemkot Surabaya yang sudah diterapkan sejak 2010.
Pada kesempatan itu, Risma juga menjelaskan secara rinci upaya Pemkot Surabaya dalam menyiapkan warganya untuk menghadapi dunia global. Salah satu yang dilakukan Pemkot Surabaya dan berjalan sudah lama adalah membangun rumah bahasa yang di dalamnya warga dan pelajar Surabaya bisa belajar bahasa yang diinginkan.
Bukan hanya rumah bahasa, melainkan juga rumah matematika yang dimanfaatkan pelajar untuk belajar berpikir logika secara menyenangkan. Yang paling penting, semua sarana bagi warga mudah diakses dan bisa dimanfaatkan warga, termasuk sarana literasi bergerak berupa mobil perpustakaan serta taman bacaan masyarakat di taman dan rukun warga secara gratis.
Pada kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga menjelaskan tentang pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM), pemberdayaan perempuan dan anak muda, serta penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan perhatiannya terhadap penyandang disabilitas.
Pemkot Surabaya juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengasah kemahirannya tentang berbagai hal terkait pengembangan usaha rintisan dengan menyediakan koridor di Gedung Siola, Jalan Tunjungan, berupa coworking space. Koridor merupakan ruang kerja bersama yang hadir 24 jam bagi warga Surabaya agar dapat berkumpul, belajar, berkreasi, serta berkolaborasi.
Melalui kunjungan itu, menurut Fikser, rombongan Pemkot Surabaya dapat belajar tentang peran penting pemerintah daerah untuk mewujudkan kota yang manusiawi dan bermartabat. Bahkan, dapat mengetahui pengalaman terbaik dari kota-kota di Arab Saudi untuk mewujudkan kota yang bermartabat dan sejalan dengan visi transformasi negara tahun 2030.