Pemudik ke Jawa Tengah Dihadapkan pada Ancaman Kekeringan
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkirakan jumlah pemudik pada Idul Fitri 2018 akan mengalami peningkatan sekitar 15,9 persen. Pemudik yang pulang kampung pada Lebaran kali ini juga harus siap-siap terkait kondisi sejumlah desa di beberapa kabupaten yang mulai kekeringan lebih awal. Jumlah pemudik yang pulang kampung diperkirakan sebanyak 9,5 juta orang.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Sarwa Pramana, Kamis (10/5/2018), mengemukakan, pihaknya sudah menyusun peta daerah-daerah yang rawan kekeringan menjelang musim kemarau tahun ini. Lazimnya musim kemarau berlangsung pada akhir Agustus, tetapi kemungkinan kekeringan tahun ini bisa berlangsung lebih awal.
”Akhir-akhir ini memang hujan mulai menurun intensitasnya. Kondisi demikian tentu akan berpengaruh pada situasi di jalan-jalan jalur mudik, baik itu di jalur pantura maupun jalur selatan yang makin panas dan berdebu. Hal itu harus menjadi perhatian pemudik nanti,” ujar Sarwa.
Secara terpisah, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan, prediksi jumlah pemudik mengalami kenaikan 15,9 persen daripada tahun sebelumnya yang tercatat hanya 8,2 juta orang. Sebagian besar pemudik menggunakan kendaraan bermotor, sekitar 2,054 juta kendaraan.
”Untuk kelancaran arus mudik, kami juga menyelenggarakan layanan mudik gratis pada 10 Juni 2018. Armadanya terdiri dari 40 bus dari Pemprov Jateng, 75 unit dari pemkab dan pemkot, Bank Jateng. Ada pula mudik gratis menggunakan kereta api pada 12 Juni,” ujar Puryono.
Meskipun arus mudik dan balik Lebaran 2017 berlangsung lancar, ia menilai masih banyak yang perlu diperbaiki. Hal itu di antaranya masih ada angkutan massal yang tidak laik jalan, pemasangan rambu-rambu, lampu penerangan, dan pengamanan di ruas-ruas jalur alternatif.
Seperti saat tinjauan Lebaran tahun lalu di Purwokerto, ada beberapa bus yang tidak lengkap. Bahkan, ada bus yang kaca spionnya diikat dengan tali rafia. Kelayakan dan kelengkapan kendaraan pemudik harus diperhatikan demi keselamatan semua.
Terkait pengaturan pemanfaatan jalan tol yang belum beroperasi, lanjut Sekda, akan dilakukan sistem buka-tutup sesuai kebutuhan. Penyelesaian jalan tol juga diharapkan dapat dipercepat dengan memperbanyak pintu keluar tol, setidaknya pintu keluar sementara.
Ditambahkan, pada mudik mendatang, menurut rencana akan difungsikan sementara ruas Tol Salatiga-Boyolali untuk satu arah. Sementara ruas Tol Kartasura-Ngawi akan dioperasikan. Tol dari wilayah barat, mulai dari ruas Pejagan-Pemalang, tepatnya pintu keluar tol Gandulan sampai Krapyak, dapat dilalui secara fungsional. Adapun pada pintu keluar Pemalang Barat dan Gandulan, akhir jalur tol berbayar di ruas Tol Pejagan-Pemalang, perlu ada rekayasa lalu lintas.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Brigadir Jenderal (Pol) Achmad Luthfi menyampaikan, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2018, Polda Jawa Tengah dan jajarannya menggiatkan Operasi Cipta Kondisi yang meliputi Operasi Patuh Candi dan peningkatan kegiatan kepolisian yang berlangsung pada 11-31 Mei 2018. Sasarannya, operasi minuman keras, mercon, judi, pencurian dengan kekerasan, narkoba, dan premanisme.
Selain menjaga keamanan masyarakat, katanya, pihaknya juga turut menjaga stabilitas harga pangan melalui satuan tugas (satgas) pangan. Bahkan, selama tahun 2017, Satgas Pangan Polda Jawa Tengah telah mengungkap 30 kasus, dengan pengungkapan tertinggi pada periode April-Juni sebanyak 17 kasus yang tersebar di sejumlah polres.