SELARU, KOMPAS – Salah satu program Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni membangun Indonesia dari pinggiran, mulai mewujud di Pulau Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku. Masyarakat setempat menyampaikan terima kasih atas ”kue” pembangunan itu, yang sejak Indonesia merdeka baru kini mulai dirasakan.
Dari pantauan selama dua hari, hingga Jumat (11/5/2018), jalan Trans-Selaru sepanjang 76 kilometer dari Desa Adaut hingga Desa Eliasa sudah dibuka. Sekitar 16 kilometer ruas jalan itu sudah diaspal dan sisanya sedang ditimbun. Pembukaan jalan tersebut membuat akses transportasi warga semakin lancar. Mobil dan sepeda motor pun semakin banyak di pulau itu.
Pulau Selaru merupakan salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan Australia. Di pulau itu terdapat tujuh desa, yakni Adaut, Kendar, Namtabung, Lingat, Werain, Fursuy, dan Eliasa. Jumlah penduduk pulau itu diperkirakan sekitar 13.000 jiwa.
Selain jalan, warga juga sudah menikmati listrik melalui layanan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sejak Maret lalu, listrik di pulau tersebut beroperasi selama 24 jam setiap hari. Sebelumnya, warga menggunakan listrik tenaga surya. Namun, belum semua warga menggunakan layanan PLN lantaran belum memiliki uang untuk biaya pemasangan.
Yosina Sambonu (40), warga Desa Lingat, menuturkan, mereka sangat merasakan pembangunan dalam tiga tahun terakhir. Dengan dibukanya jalan baru, warga dapat bepergian menggunakan mobil bak terbuka dengan ongkos lebih murah ketimbang menggunakan ojek yang tarifnya sangat mahal.
Untuk ke Adaut, ibu kota kecamatan, misalnya, mereka cukup membayar Rp 30.000 per penumpang, sementara jika menggunakan ojek, tarifnya hingga Rp 150.000 per penumpang. ”Terima kasih buat pemerintah yang sudah lihat katong (kami) di perbatasan. Katong senang sekali,” ujar Yosina yang sehari-hari menenun itu.
Akses internet
Frets Salakan, tokoh agama di Desa Eliasa, menuturkan, anak sekolah di desa itu kini bisa belajar dengan baik. Sebelumnya, banyak anak yang belajar di bawah penerangan lampu minyak. Eliasa merupakan desa paling ujung selatan pulau. ”Kami tidak mau ganti presiden. Mengapa harus ganti presiden?” katanya.
Di pulau tersebut pun sudah ada jaringan telekomunikasi meski belum ada untuk akses internet. Frets berharap, operator membangun jaringan 4G di pulau itu. Hal tersebut perlu agar anak sekolah dapat lebih mudah mencari materi pelajaran serta warga pun mendapat akses untuk mengetahui kondisi di luar daerah melalui internet.
Saat ini, Selaru ramai dengan kehadiran ratusan prajurit TNI dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Komando Pendidikan dan Latihan TNI akan menggelar latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Selaru pada Sabtu besok. Pos komando latihan berada di Desa Lingat.