BANDA ACEH, KOMPAS — Warga Aceh akan mendapatkan tambahan listrik sebanyak 250 MW dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Sumatera Bagian Utara 2 berkapasitas 250 MW di Desa Meurah Mulia, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Pembangunan yang dilakukan oleh konsorsium PT Wijaya Karya dan PT Sewatama itu diharapkan selesai pada akhir tahun 2019 .
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Sabtu (12/5/2018), mengatakan, pembangunan pembangkit listrik telah dimulai bulan ini. PLTMG itu merupakan pembangunan lanjutan dari PLTMG dengan kapasitas 184 MW yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir 2016.
Irwandi mengatakan, penambahan pasokan tenaga listrik di wilayah Aceh sangat dibutuhkan. Pasalnya, Aceh sedang menggenjot investasi. Tanpa ketersediaan listrik, kata Irwandi, investasi sukar berkembang. ”Tanpa listrik, semua tidak bisa berjalan. Banyak investor mau menanamkan modalnya di Aceh, tapi terkendala karena tidak cukupnya energi listrik,” kata Irwandi.
Irwandi menambahkan, pembangunan pembangkit listrik di Lhokseumawe sangat tepat karena di sana itu terdapat kawasan ekonomi khusus (KEK) Arun. KEK Arun diproyeksi menjadi lokomotif ekonomi baru di Aceh pascaberakhirnya LNG Arun. ”Ketersediaan tenaga listrik mendukung masuknya investor dalam membangun investasi di KEK Arun,” ujar Irwandi.
Dalam dua tahun terakhir, sejumlah pembangkit baru berdiri di Aceh di antaranya PLTP Panas Bumi Jaboi Sabang kapasitas 50 MW, PLTMG Krueng Raya 50 MW, PLTP Seulawah 55 MW, dan PLTA Peusangan 84 MW.
Aceh juga memiliki potensi listrik terbarukan sebesar 3.978 MW. Potensi itu berasal dari energi panas bumi atau geotermal sebesar 1.115 MW dan dari tenaga air atau mikrohidro sebesar 2.863 MW. Potensi listrik tersebar di 34 titik di 15 kabupaten dan kota di Aceh.
General Manager PT PLN Aceh Jefri Rosiadi mengatakan, saat ini total beban listrik Aceh mencapai 490 MW. Untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut, listrik di wilayah Aceh mendapat suplai dari PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun, dan beberapa pembangkit listrik lainnya yang ada di Aceh, dengan total daya mencapai 453 MW. Aceh juga mendapat tambahan daya dari sistem Sumbagut sebesar 57 MW.
”Kami menyadari, meskipun kondisi kelistrikan di Aceh aman, diperlukan pengembangan untuk menunjang perekonomian Aceh,” kata Jefri.
Karena itu, kata Jefry, untuk mendukung pemenuhan kapasitas beban seiring dengan meningkatnya perekonomian di wilayah Aceh, PLN terus melakukan pembangunan infrastruktur, baik dari sisi pembangkit, gardu induk, maupun transmisi.
Pembangunan pembangkit baru juga untuk pemerataan listrik bagi warga Aceh. Saat ini, sedikitnya 37.000 rumah tangga di Aceh belum memiliki listrik. Rumah yang belum berlistrik itu merupakan keluarga miskin dan rumah warga di desa-desa terisolasi. Pemprov Aceh berjanji dalam lima tahun ke depan semua rumah mendapatkan penerangan listrik.