PALEMBANG,KOMPAS—Tim Detasemen Khusus 88 dan Jajaran Polda Sumatera Selatan menangkap dua orang terduga teroris di Pasar Palimo, Palembang, Senin (14/5/2018) sore. Keduanya berencana untuk turut serta dalam upaya pembebasan tahanan teroris di Mako Brimob beberapa waktu lalu.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara, Senin mengatakan kedua terduga teroris yang ditangkap adalah HK (39) dan AR (41) tahun. Keduanya adalah warga Pekanbaru Riau yang baru pulang dari Jakarta menggunakan bus.
Berdasarkan keterangan kedua terduga teroris, mereka berencana untuk turut serta dalam penyerangan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jumat (10/5/2018) malam.
“Mereka ingin membebaskan para amaliah. Namun karena telah semuanya telah ditangkap kembali, mereka memutuskan untuk mengurungkan niat,” kata Zulkarnain. Sebenarnya, ada tujuh orang yang berencana ikut dalam penyerangan di Mako Brimob, namun sampai sekarang baru dua yang tertangkap.
Di Palembang, kedua pelaku berencana untuk menemui seorang dosen guna berkonsultasi. Hanya saja, sebelum bertemu, mereka segera ditangkap. Dalam kesehariannya, mereka berdua bekerja sebagai pedagang makanan di Pekanbaru Riau. HK dan AR bertemu di sebuah pengajian di Pekanbaru, Riau.
Mereka juga mengaku anti-Pancasila dan menilai Indonesia harus berasaskan pada Khilafah. Inilah yang mendasari keduanya untuk melakukan aksi tersebut. Zulkarnain mengatakan, saat ini para pelaku sedang diperiksa oleh tim Densus 88 untuk memperoleh keterangan lebih lanjut.
Selain mencari jaringan teroris, tim Densus 88 Mabes Polri terus melakukan pemantauan terutama di sejumlah tempat yang pernah dijadikan sarang teroris, salah satunya di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Zulkarnain menyebutkan, diketahui setidaknya ada enam anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diduga masih berada di Sumatera Selatan.
Mereka diduga lari setelah, polisi menangkap 13 terduga teroris di Muara Enim pada 2017 lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 13 orang yang ditangkap 8 diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka dan dibawa ke Mako Brimob. “Keberadaan mereka akan tetap dipantau,” kata dia.
Pengamanan diperketat
Setelah rangkaian penyerangan di Surabaya, Jawa Timur, termasuk kantor Polrestabes Surabya, pengamanan di sejumlah markas kepolisian diperketat.
Dengan menggunakan persenjataan dan rompi anti peluru, setiap kendaraan yang masuk diperiksa. Bahkan petugas menggunakan anjing pelacak. Zulkarnain mengatakan, pengamanan ketat tersebut mulai dilakukan pasca penyerangan di marko Brimob beberapa waktu lalu.
“Kami berupaya agar kondisi Sumatera Selatan tetap aman,” kata Zulkarnain.