BANDA ACEH, KOMPAS - Warga Aceh segera mendapatkan tambahan listrik dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga mesin gas Sumatera Bagian Utara 2 berkapasitas 250 megawatt di Desa Meurah Mulia, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. PLTMG yang dibangun konsorsium PT Wijaya Karya dan PT Sewatama itu diharapkan mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi di Provinsi Aceh.
Dosen magister ekonomi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Ibrahim Qamarius, Minggu (13/5/2018), mengatakan, pembangunan pembangkit listrik 250 MW di Lhokseumawe sangat tepat sebab daerah itu merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) Arun. ”Boleh dikatakan listrik adalah syarat utama untuk mendorong investasi. Investor tidak akan mau membuka industri, sementara energi listrik krisis,” kata Ibrahim yang juga Ketua Pembina Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh.
Ibrahim menambahkan, sejatinya penambahan pembangkit listrik dilakukan sejak belasan tahun lalu. Namun, meski langkah ini terlambat, tetap harus diapresiasi. ”Setelah perdamaian, Aceh harus lebih giat membangun daerah, dan investasi adalah salah satu cara menggenjot pembangunan,” ujarnya. Dengan banyak industri, menurut dia, lapangan pekerjaan akan selalu tersedia.
Selesai 2019
Sebelumnya, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan, pembangunan pembangkit listrik telah dimulai bulan ini dan diharapkan selesai akhir 2019. PLTMG itu merupakan pembangunan lanjutan dari PLTMG dengan kapasitas 184 MW yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir 2016.
Penambahan pasokan tenaga listrik di wilayah Aceh sangat dibutuhkan karena Aceh sedang menggenjot investasi. Tanpa ketersediaan listrik, investasi sukar berkembang. ”Banyak investor mau menanamkan modalnya di Aceh, tetapi terkendala tidak cukupnya energi listrik,” kata Irwandi.
Pembangunan pembangkit listrik di Lhokseumawe sangat tepat karena di sana terdapat KEK Arun. General Manager PT PLN Aceh Jefri Rosiadi mengatakan, PLN terus membangun infrastruktur, baik dari sisi pembangkit, gardu induk, maupun transmisi.