PALU, KOMPAS - Massa dari berbagai elemen menggelar doa bersama dengan nyala lilin di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (15/5/2018), untuk bersatu melawan terorisme. Peserta sepakat terorisme melawan nilai luhur agama dan kemanusiaan.
Doa bersama tersebut dilaksanakkan di Jalan Sam Ratulangi, di antara Kantor Gubernur Sulteng, Markas Polda Sulteng, dan Kantor DPRD Sulteng, mulai pukul 20.45 Wita. Peserta aksi sekitar 500 orang.
Peserta merupakan perwakilan organisasi kepemudaan dan mahasiswa serta perwakilan agama. Massa tergabung dalam Forum Indonesia Lawan Terorisme yang terdiri dari, antara lain Ansor Sulteng, Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sulteng, dan Pemuda Hindu Dharma Indonesia (Peradah) Sulteng.
Aksi dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Aksi tersebut menewaskan total 21 orang baik dari pelaku bom diri maupun korban.
Setiap perwakilan agama diberi kesempatan untuk memanjatkan doa singkat. Masing-masing membawakan doa sekitar 1,5 menit. Doa berisikan permohonan kedamaian untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum doa dipanjatkan, massa menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dengan nyala lilin.
Dalam orasinya, Wakil Ketua Ansor Sulteng Moh Kaharu menyatakan, terorisme berlawanan dengan nilai agama dan kemanusiaan. Karena itu, semua kalangan harus menolak. Semua harus bersatu melawan terorisme.
Perbedaan di Republik Indonesia bukan untuk perpecahan, melainkan untuk persatuan demi kemajuan. Pancasila sudah final.
Perwakilan massa juga mendesak agar DPR dan pemerintah segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Terorisme. "Regulasi itu penting terutama untuk mencegah lebih dini aksi teror," kata Alex Philips dari Pemuda Katolik Perwakilan Sulteng.