Keinginan Mulia untuk Sejahtera Bersama
Semangat kemandirian dibalut kerelawanan belakangan tumbuh subur di pelosok Indonesia. Lewat bank wakaf mikro, kesempatan untuk sejahtera diharapkan terbuka untuk siapa saja.
Bank wakaf mikro (BWM) di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, jauh dari mewah. Lembaga itu berkantor di satu ruangan di Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi Tanara. Ruangan seluas 56 meter persegi itu disekat lagi menjadi empat bilik.
Namun, kondisi itu tak menghalangi niat mulia menjadi lembaga pembiayaan mikro. Tiga pegawai tetap beraktivitas meski pada hari libur. Mereka mengurus pinjaman warga.
”Setelah Presiden Jokowi datang ke sini, banyak permintaan pembiayaan diajukan,” kata Manajer BWM An Nawawi Tanara Iik Faiqoh, Sabtu (17/3/2018).
Badan hukum yang berbentuk koperasi itu beroperasi sejak 10 November 2017 dan diresmikan Presiden Jokowi, 14 Maret lalu. Legalitas serta kredibilitasnya terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk tahap awal, BWM didirikan di sekitar lingkungan pesantren.
Di Tanara, Presiden berpesan agar pelaku usaha mikro menghindari pinjaman rentenir.
Bersama BWM, beban mereka lebih ringan daripada meminjam uang dari bank konvensional yang berbunga tinggi.
Tanpa bunga
Di BWM An Nawawi Tanara, warga bisa mendapat pinjaman tanpa bunga. Jika disetujui, pelaku usaha mikro mendapatkan pinjaman Rp 1 juta. Masa pengembaliannya 10 bulan.
Apabila pembayaran lancar, nasabah mendapat kemudahan. Pinjaman bisa ditambah maksimal menjadi Rp 3 juta. Warga hanya dikenai biaya administrasi 3 persen dari jumlah pinjaman, itu pun bisa dicicil. Lama proses hingga pinjaman cair perlu waktu dua hingga tiga minggu. ”Kami tak mencari untung. Pinjaman disalurkan tanpa kewajiban memberikan jaminan,” kata Iik.
Akan tetapi, warga yang mengajukan pinjaman diseleksi dengan uji kelayakan. Pegawai bank akan memeriksa pemasukan, pengeluaran, dan modal tambahan yang dibutuhkan.
”Kami juga memberikan pelatihan bagi calon nasabah selama lima hari,” katanya. Pelatihan bertujuan mengetahui kedisiplinan warga. Jika tak serius, pinjaman bisa dibatalkan.
Data OJK menyebutkan, hingga awal Maret 2018,
20 BWM telah menyalurkan pembiayaan kepada 2.784 nasabah yang tergabung dalam 568 kelompok usaha. Total pembiayaan Rp 2,45 miliar. BWM kini tersebar di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Menurut Manajer Program Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat Dede Sukiaji, pihaknya menyalurkan dana ke BWM. Dana itu berasal dari para donatur yang menyumbangkan uang untuk pengembangan masyarakat.
”Kami menghimpun zakat, infak, sedekah, dan dana pertanggungjawaban sosial untuk masyarakat, terutama mereka yang miskin,” ucapnya. Dana yang dialokasikan untuk disalurkan ke setiap BWM Rp 4 miliar.
Kerukunan
Tak hanya memberikan keuntungan permodalan, mekanisme ini juga memunculkan kerukunan antarwarga. Pengikatnya adalah halakah (pertemuan) mingguan untuk membayar angsuran.
”Warga membentuk kelompok beranggotakan lima orang. Setiap halakah, tiga hingga lima kelompok berkumpul,” ujarnya. Warga yang hendak mengajukan pinjaman diminta membentuk kelompok. Mereka didorong
belajar tanggung renteng senasib sepenanggungan.
”Tujuannya, meminimalkan angsuran macet. Kalau ada warga yang kesulitan mencicil pada minggu tertentu, sesama anggota kelompok harus saling membantu,” ujar Iik.
Setiap pekan, cicilan sebesar
Rp 25.000. Pegawai BWM An Nawawi Tanara mendampingi para nasabah saat halakah. ”Alhamdulillah. Berkat tanggung renteng, semua angsuran lancar,” ucapnya.
BWM An Nawawi Tanara sudah menyalurkan pinjaman untuk 160 nasabah di empat desa di Kecamatan Tanara. Desa-desa itu yakni Bendung, Pedaleman, Cibodas, dan Tanara. Pembiayaan yang disalurkan Rp 157 juta.
”Selain mencegah jeratan rentenir, BWM An Nawawi Tanara juga menolong dan membantu mereka yang tak tersentuh bank konvensional,” katanya.
Senyum itu hadir di wajah Sukriyah (40), warga Tanara. Nasabah BWM An Nawawi Tanara itu sekarang punya meja dengan etalase kaca untuk berjualan nasi goreng dan mi ayam. Sukriyah mendapatkan pinjaman Rp 1 juta yang dicicil sejak awal Januari 2018.
”Saya dapat pinjaman Rp 1 juta dan sudah mengangsur 11 kali. Saya membayar cicilan setiap minggu Rp 25.000,” katanya.
Beberapa kali dia bahkan langsung membayar cicilan
Rp 50.000 per minggu. Sukriyah bisa mendapat keuntungan hingga Rp 75.000 per hari. Kini, sisa pinjaman yang harus dibayar tinggal Rp 450.000.
Dia sebenarnya diberi waktu delapan bulan untuk melunasi pinjaman. Namun, kemajuan usahanya membuat Sukriyah yakin, pinjaman itu bisa dilunasi lima bulan saja.
”Saya senang. Bisa tenang membayar tanpa bunga,” ujarnya. Sukriyah pernah meminjam uang dari rentenir. Sejumlah rentenir memang kerap berkeliling menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi kepada warga Tanara.
Pinjaman Rp 500.000, misalnya, harus dikembalikan dalam waktu satu bulan. Bunga yang dibayar mencapai 30 persen dari pinjaman atau Rp 150.000. Rentenir kemudian mendatangi mereka yang meminjam uang untuk mengambil angsuran setiap hari.
Kejujuran
Di Banten, BWM juga terdapat di Desa Pasarkeong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Bernama El-Manahij, BWM ini bagian dari Ponpes Manahijussadat.
Menurut Manajer BWM El-Manahij Asep Haerudin, usahanya dijalankan sejak 11 Januari 2018. Jumlah nasabah sekitar 50 orang. Mereka adalah warga Desa Pasarkeong yang tinggal di sekitar Ponpes Manahijussadat dengan usaha seperti penjualan pulsa, warung, dan salon.
”Setiap nasabah mendapat pinjaman Rp 1 juta-Rp 3 juta dengan masa pinjaman 10 bulan. Hasilnya memuaskan. Ada nasabah yang bisa mengembalikan Rp 1 juta dalam lima minggu saja karena usahanya berkembang pesat,” ujar Asep.
Kini, sejumlah nasabah dipercaya mendapatkan pinjaman Rp 3 juta. Asep kagum karena tidak ada nasabah yang bermasalah saat mengembalikan pinjaman. ”Luar biasa. Nasabah-nasabah itu masyarakat kecil, tapi sangat tertib,” kata Asep.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten Rahmat Hernowo mengatakan, peran bank wakaf mikro sangat positif. ”Ada sektor-sektor yang tak dibidik lembaga keuangan konvensional dan bank wakaf mikro meraih peluang itu,” katanya.
Sejauh ini, BWM memberi bukti, kesempatan sejahtera bisa dinikmati siapa saja. Modalnya kerelaan dan kedisiplinan, hal itu kini bukan sekadar mimpi.