Kapolri Serahkan SK Kenaikan Pangkat pada Keluarga Polisi yang Tewas di Riau
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·2 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS - Kepala Kepolisian RI, Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyerahkan secara langsung Surat Keputusan kenaikan pangkat luar biasa kepada keluarga Inspektur Satu (anumerta) Auzar di rumah duka, Jalan Bambu Kuning, Pekanbaru, Kamis (17/5/2018). Almarhum Auzar adalah anggota polisi dari Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang tewas akibat teror teroris di Markas Polda Riau pada Rabu (16/5/2018) kemarin.
Tidak banyak yang disampaikan oleh Kapolri di kediaman korban selain ucapan belasungkawa kepada Nyonya Erlina, istri almarhum Auzar. Ia meminta keluarga tabah dan sabar menghadapi cobaan.
Hanya berkisar lima menit di rumah duka, Tito sudah meninggalkan lokasi.
Sebelumnnya Tito menggelar pertemuan dengan media di Markas Polda Riau dan membezuk anggota polisi Komisaris Farid Abdullah di Rumah Sakit Bhayangkara, Pekanbaru yang mengalami luka akibat sabetan pedang oleh terduga pelaku teroris.
Ajun Inspektur Satu Muhaimun, juru bicara keluarga Auzar mengatakan, mereka sudah mengikhlaskan kepergian almarhum Auzar. Sebagai anggota polisi, keluarga sudah mengetahui kematian adalah resiko pekerjaan.
“Kami sekeluarga sudah siap menghadapi resiko ini. Semua kami serahkan kepada Allah. Sebagai anggota keluarga besar Polri, kami berterima kasih atas perhatian pak Kapolri dan Kapolda Riau kepada kami,” kata Muhaimun.
Tentang aksi teroris yang menewaskan Auzar, Muhaimun mengatakan tidak mendendam. “ Kami berdoa agar mereka yang menganggap ajaran mereka yang terbaik, dibalikkan hatinya oleh Allah agar mereka mendapat yang benar-benar baik,” ujar Muhaimun.
Menurut Muhaimun, semenjak remaja, Auzar adalah anak yang rajin beribadah. Tidak pernah ia meninggalkan shalat. Ibadah itu masih terus berlangsung sampai akhir hayatnya. Sebelum ditabrak oleh mobil teroris, Auzar sempat melaksanakan ibadah shalat Duha di Mushalla Mapolda Riau, di lantai II.
“Almarhum panutan kami. Pernah sewaktu baru masuk SMA di Pasir Pengaraian (ibukota Kabupaten Rokan Hulu), beliau meninggalkan sekolah karena ayahnya terluka kena parang sewaktu bekerja di ladang. Almarhum bekerja menjadi tulang punggung keluarga. Setelah ekonomi keluarga membaik, barulah beliau kembali bersekolah menamatkan SMA,” kata Muhaimun.
Setiap bulan Ramadhan, kata Muhaimun, abang sepupunya itu kerap melakukan kegiatan safari mengelilingi masjid-masjid di Pekanbaru. Dalam sebulan puasa, Auzar melaksanakan shalat berjamaah sedikitnya di 40 masjid berbeda.