Kondisi Kota Surabaya Kian Bergairah
”Tidak boleh kenal kata menyerah,
tidak boleh gampang putus asa,
tidak boleh lari kalau ada masalah.
Yang boleh, kita hadapi bersama
dan bersama menyelesaikan,” kalimat seperti ini sering diulang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dalam setiap kesempatan, termasuk ketika mengunjungi tiga gereja yang menjadi lokasi bom bunuh diri pada Minggu (13/5/2018).
Kalimat meneguhkan hati, memberi semangat, dan pantang mundur bagi warga Surabaya juga terdengar ketika Risma mengunjungi korban yang masih dirawat di rumah sakit, melayat, atau bertemu keluarga korban yang meninggal akibat peristiwa pada Minggu pagi itu.
Bagi Risma, trauma warga Surabaya harus segera dipulihkan agar tidak terlalu lama dalam situasi ketakutan. Memang untuk sementara, masyarakat sebaiknya menghindari tempat keramaian, tetapi bukan berarti mengurangi aktivitas. Pengamanan di sejumlah tempat, seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel, termasuk kantor polisi, diperketat.
Seperti di sekitar Pemerintah Kota Surabaya di Jalan Jimerti, Jalan Sedap Malam, dan Jalan Jaksa Agung Suprapto masih dipasang road barrier atau pembatas jalan. Pemasangan pembatas jalan juga dilakukan di Jalan Polisi Istimewa hingga ujung Jalan Raya Darmo.
Dengan adanya pemasangan pembatas jalan, kendaraan roda empat tidak mudah masuk ke satu kawasan, termasuk ke Pemkot Surabaya. Sementara di pusat perbelanjaan dan hotel, petugas keamanan umumnya memeriksa barang bawaan pengunjung. Bahkan, beberapa hotel berbintang di pintu masuk petugas keamanan juga bersama anjing pelacak.
Aktivitas di pusat grosir, seperti di Pasar Slompretan, Jembatan Merah, dan Pasar Atom, mulai ramai, dan hampir seluruh toko buka. ”Sampai Rabu (16/5/2018), omzet sempat turun hingga 70 persen, tapi Kamis (17/5/2018) mulai merangkak, bahkan seperti hari normal. Setelah bom memang pada shock ya, apalagi Senin Mapolresta Surabaya juga dibom, toko yang sempat buka langsung ditutup,” kata Iwan, pemilik toko di Pasar Atom.
Situasi lalu lintas di seluruh jalan di Surabaya juga mulai padat meskipun siswa SD dan SMP masih libur hingga pekan depan. ”Saat jam berangkat kerja agak longgar karena volume kendaraan berkurang, kan pelajar SD dan SMP libur setelah peristiwa bom,” kata Henny, karyawati di Tanjung Perak.
Menurut Kapolresta Surabaya Kombel Rudi Setiawan, seluruh pengelola gedung diminta meningkatkan pengamanan, termasuk di kantor polisi. Warga yang ingin masuk atau berurusan di kantor tersebut harus diperiksa dan tidak diperkenankan membawa ransel dan memakai jaket.