Sebanyak 4.681 batang kayu bulat ilegal disita petugas Kepolsian Daerah Kalimantan Tengah, Selasa (27/2/2018). Kayu-kayu tersebut keluar dari hutan lindung dan dialirkan melalui Sungai Barito, di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Polisi masih mengejar pelaku.
PALANGKARAYA, KOMPAS - Sebanyak 700 batang kayu bulat ilegal berjenis meranti disita aparat Direktorat Polisi Air dan Udara Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah. Kayu-kayu itu tak memiliki dokumen resmi. Sejauh ini belum ditetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
Direktur Polisi Air dan Udara Polda Kalimantan Tengah Komisaris Besar Badarudin mengatakan, pihaknya saat ini sedang memeriksa TO (45) yang diduga merupakan pemilik kayu. ”Satu orang masih diperiksa. Kasus ini sedang didalami. Kalau sudah jelas baru kami beberkan,” kata Badarudin, Kamis (17/5/2018), di Palangkaraya.
Kayu-kayu itu disusun dalam bentuk rakit dan dialirkan melalui Sungai Kahayan dari Kabupaten Gunung Mas menuju Kota Palangkaraya. Polisi menahan dan menyita kayu-kayu tersebut saat berada di wilayah Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya.
Setiap batang kayu bulat memiliki panjang yang bervariasi. Sebagian besar panjangnya 3-4 meter dengan diameter rata-rata 30 sentimeter. ”Kayu ini tak dilengkapi dokumen saat dibawa melewati sungai. Kami sita saat sedang patroli,” ucap Badarudin.
Dari hutan lindung
Wakil Direktur Polisi Air dan Udara Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Ida Bagus yang melakukan penyitaan mengatakan, kayu-kayu tersebut diduga kuat berasal dari hutan lindung di daerah Kabupaten Gunung Mas. Aparat polda sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Gunung Mas untuk menyelidiki asal-usul kayu.
”Saat di lokasi (Kelurahan Tanjung Pinang), kayu-kayu itu sudah diikat di sebuah pohon di pinggir Sungai Kahayan. Tidak ada orang di sekitar situ. Setelah kami selidiki baru kami tahu pemiliknya,” kata Ida.
Selain di Sungai Kahayan, polisi juga memeriksa SU (50), sopir truk yang membawa kayu tanpa dokumen di jalur Kasongan-Pendahara, Kabupaten Katingan, Minggu (13/5). SU sudah menjadi tersangka.
Petugas dari Kepolisian Resor Katingan juga menyita 512 batang kayu bulat berjenis rimba campuran. Kayu memiliki panjang masing-masing 4 meter dengan diameter 30 sampai 40 sentimeter.
Kepala Kepolisian Sektor Katingan Hilir Inspektur Satu Nurheriyanto Hidayat mengatakan, SU ditangkap saat pihaknya gencar melakukan patroli rutin di wilayah Kasongan, Kabupaten Katingan. ”Saat kami periksa muatannya ada banyak kayu, lalu kami minta ditunjukkan dokumen, ternyata sopir tak bisa memberikannya. Makanya sekarang SU kami periksa, mungkin akan ada tersangka lain,” katanya.
Biasanya, menurut Nurheriyanto, kayu-kayu yang diangkut harus memiliki beberapa dokumen, seperti faktur angkutan kayu olahan dari pihak yang berwenang sebagai tanda legalitas hasil hutan. ”Asal-usul kayu juga harus jelas, ambi dari mana, tebang di mana, jangan sampai dia mengambil dari hutan lindung,” kata Nurheriyanto.
Dalam kasus pembalakan liar, para pelaku bisa dijerat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Perusakan Hutan dengan ancaman penjara maksimal 10 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar. (IDO)
