BATU, KOMPAS - Seorang tewas dan empat lainnya luka-luka akibat ledakan ketel uap industri tahu di Jalan Wukir, Gang X, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (18/5/2018). Tiga rumah warga rusak berat dan beberapa rumah rusak ringan.
Korban meninggal adalah Didik Setiawan (42), pemilik industri tahu. Korban luka, Eny Susana (38), istri Didik; adik ipar Didik, Intan; dan dua keponakan Didik, yakni Zahra (5) dan Erina (8). Korban luka dilarikan dan dirawat di Rumah Sakit Karsa Husada dan Rumah Sakit Hastabrata, Batu.
Kerasnya ledakan membuat bangunan tempat memproduksi tahu yang berada di tengah permukiman warga rusak berat. Dinding batu bata jebol dan atap runtuh. Kaca jendela dan plafon rumah warga di dekatnya pecah. Pecahan genting terlempar hingga jarak sekitar 50 meter.
Jenazah Didik tertimpa drum yang difungsikan sebagai ketel uap. Sementara Intan tertimpa dinding saat memasak di dapur rumahnya sendiri. Tiga korban lain mengalami luka bakar. Korban Zahra, yang luka bakar cukup parah, akhirnya dirujuk ke RSU Saiful Anwar, Malang.
”Saat itu sekitar pukul 10.00. Saya sedang membersihkan rumah, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Saya langsung lari ke sini. Kondisinya hancur. Korban yang meninggal masih tergeletak di dekat reruntuhan,” ujar Likhiati (60), seorang tetangga.
Usaha pembuatan tahu oleh Didik terbilang baru, sekitar tiga-empat bulan terakhir. Namun, Didik sudah lama bekerja di industri rumah tangga tahu yang lain di Kota Batu.
Didik memproduksi tahu skala kecil. Setiap hari ia menggunakan 15-20 kilogram kedelai. ”Sejauh ini, dia (Didik) tidak pernah memberi tahu kepada saya ada masalah dengan ketel,” kata Siti Mujayanah, ibu Didik.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Besar Budi Hermanto, dari keterangan beberapa saksi, ketel itu sudah terlalu panas, tetapi keran pengeluaran tidak segera dibuka. ”Karena tekanan makin besar, ketel lalu meledak,” katanya.
Tunggu forensik
Polres Batu menunggu tim dari Laboratorium Forensik (Labfor) guna mengetahui penyebab pasti ketel meledak. Hasil pemeriksaan tim Labfor akan menjadi acuan imbauan bagi para produsen tahu dan tempe di Kota Batu agar lebih cermat dan menggunakan peralatan standar.
Peristiwa ini merupakan ledakan ketel uap kedua di Batu dalam dua tahun terakhir. Pertengahan Agustus 2017, ketel industri rumah tangga tempe di Dusun Krajan, Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Batu, juga meledak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi lima rumah warga rusak berat.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, pihaknya akan segera mengumpulkan para pengusaha tahu di Batu untuk diberi edukasi cara memproduksi tahu yang aman. Pemerintah Kota Batu juga akan menanggung semua biaya perawatan korban luka di rumah sakit.
”Saya sudah minta Dinas Perdagangan untuk mendata pengusaha tahu guna dilakukan edukasi tentang kelayakan ketel dan peralatan lain dan bagaimana mengoperasikan. Kami juga akan memanggil ahli untuk memberikan edukasi. Kalau dilihat bahan yang dipakai ketel (oleh korban), dari bekas drum. Apa itu layak,” katanya. (WER)