logo Kompas.id
NusantaraSaat ”Arek Suroboyo” Menolak...
Iklan

Saat ”Arek Suroboyo” Menolak Radikalisme

Oleh
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HvCuHs914I7O9madgsEBYyC8jxo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F65620213.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA (BAH)

Petugas memindahkan jenazsh pelaku bom dari kontener berpendingin ke ambulance di RS Bhayangkara, Surabaya, Jumat (18/5/2018). Sebanyak tiga jenazah pelaku bom di Rusun Wonocolo Sidoarjo dikeluarkan dari rumah sakit untuk dikebumikan.

Aksi teroris di Surabaya, Jawa Timur, mengoyak kohesi sosial masyarakat. Tak hanya enggan mengenal lagi, warga secara spontan juga menolak jasad pelaku dikuburkan di tempat mereka. Ini bukti radikalisme tak punya ruang di masyarakat.

Taburan bunga di makam Daniel Agung Putra Kusuma (15), di Makam Putat Gede, Kecamatan Sawahan, Surabaya, belum mengering saat polemik muncul. Sekitar 200 meter dari makam korban ledakan bom Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Jalan Arjuno, itu tujuh makam digali bagi pelaku bom bunuh diri. Di antaranya Dita Oeprianto (48), pelaku peledakan bom di GPPS yang menewaskan Daniel.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000