UNGARAN, KOMPAS - Awal Ramadhan, peternak sapi potong di Kabupaten Semarang kewalahan melayani tingginya permintaan pasar akan sapi untuk penggemukan ataupun sapi potong. Harga sapi merangkak naik menjadi Rp 50.000 per kilogram (kg) sapi hidup, dari sebelumnya Rp 44.000 per kg. Sapi paling laris jenis sapi poco poco, yakni hasil perkawinan silang sapi lokal dengan sapi limosin.
Ketua Kelompok Tani Ternak Bangun Rejo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Eko Dodi, Sabtu (19/5/2018), mengatakan, saat ini sapi potong di sejumlah peternak ada lebih dari 50.000 ekor. Jumlah ini terus bertambah, mengingat peternak sapi potong terus menambah stok. Tiap peternak punya stok sapi potong 350-500 ekor.
”Peternak biasanya memelihara sapi potong untuk penyediaan daging sapi dan untuk persediaan sapi Idul Qurban. Namun, sapi untuk keperluan Idul Qurban lebih banyak dipelihara peternak kecil, mereka memelihara sapi hanya 20-50 ekor,” ujarnya.
Peternak sapi potong di Banjarnegara, Abdul Azis, saat dihubungi dari Semarang menuturkan, permintaan pasar terhadap daging sapi mengalami peningkatan. Hal ini mendorong harga sapi meningkat. Dia memperkirakan harga sapi akan melewati Rp 50.000 per kg sapi hidup pada pertengahan Ramadhan atau awal Juni nanti.
Ada konsumen yang membutuhkan pasokan sapi hidup, yakni industri makanan, seperti pabrik sosis. Akan tetapi, pasar lokal juga memerlukan pasokan sapi setelah kebutuhan masyarakat meningkat.
”Stok sapi saya tinggal 350 ekor, setelah minggu lalu mengirim sapi 100 ekor untuk pasar daging sapi di Yogyakarta, Solo, Tasikmalaya, Cirebon dan Bogor,” kata Abdul Azis.
Menambah stok
Peternak di Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Semarang, Slamet Wijayanto, mengatakan kewalahan memenuhi permintaan pasar akan sapi. Konsumen lama kini juga kembali pesan sapi. Padahal, stok sapi potong di peternakan tinggal 450 ekor.
”Untuk menjaga stok, saya ke Pati, kebetulan ada perdagangan sapi. Saya memborong setidaknya 100 ekor sapi untuk persediaan,” ujar Slamet.
Sapi di peternakannya rata-rata berbobot lebih dari 300 kilogram dengan rata-rata umur sekitar 3 tahun. Dua hari ini, pihaknya juga mengirim 50 ekor sapi hidup untuk industri makanan di Kopeng, Kota Salatiga.
Daerah yang paling banyak membutuhkan pasokan sapi potong selain Jakarta adalah Bandung, Salatiga, Bogor, Brebes, Surabaya, Malang, dan Banten. Setiap hari, ia rata-rata mengirim sekitar 50 sapi potong ke daerah-daerah itu.
Untuk menjaga stok, ia juga mengambil sapi dari peternakan di Ungaran, Salatiga, Boyolali, Bawen, Bergas, dan Kendal yang sudah menjalin kerja sama dengan peternakannya. (WHO)