Arus Mudik Makin Lancar
Arus mudik Lebaran semakin lancar. Hal itu didukung dengan pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol yang telah terhubung hingga ke Kota Surabaya.
CIREBON, KOMPAS Pembangunan infrastruktur transportasi, seperti jalan tol, rel ganda kereta api, dan bandara, berdampak positif kepada pemudik. Selain mempercepat mobilisasi pemudik, infrastruktur itu turut meningkatkan perekonomian daerah.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam dialog nasional bertajuk ”Pembangunan Infrastruktur Transportasi di Jawa Barat untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional” di Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jabar, Minggu (20/5/2018). Acara yang terselenggara atas kerja sama Kompas dan sejumlah instansi itu juga menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dengan moderator wartawan senior Kompas, Dedi Muhtadi.
Budi mengatakan, Juni ini, Bandara Internasional Jabar Kertajati ditargetkan melayani pemudik untuk lima kota, yakni Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan. ”Masyarakat Jabar bagian timur dan utara dapat merasakan manfaat bandara ini,” ujarnya.
Dampak positif infrastruktur transportasi, lanjutnya, sudah dibuktikan dengan adanya Jalan Tol Cikopo-Palimanan pertengahan 2015. Jalan ini mempercepat akses pemudik dari Jakarta ke Cirebon, hanya 2,5 jam. Padahal, jika melintasi pantura bisa 5 jam. Setiap hari, tercatat 25.000-30.000 unit kendaraan melewati Tol Cipali. Pada puncak mudik tahun ini diperkirakan lebih dari 90.000 kendaraan melintasi tol sepanjang 116,7 kilometer itu.
Dengan kehadiran infrastruktur, pertumbuhan ekonomi daerah menggeliat. Kota Cirebon, misalnya, kini memiliki 107 hotel. Padahal, sebelumnya sekitar 40 unit. Jika kereta semicepat rute Jakarta-Surabaya beroperasi, waktu tempuh Jakarta-Cirebon hanya 1,5 jam.
Naik 15 persen
Budi mengatakan, Jalan Tol Trans-Jawa dari Jakarta, Semarang, hingga Surabaya sejauh 1.167 kilometer ditargetkan beroperasi pada Lebaran tahun ini. Namun, masih ada beberapa titik yang fungsional. ”Jalan tol hanyalah salah satu alternatif. Masih ada jalan nasional yang kondisinya cukup baik,” ujarnya.
Ia meminta pemudik tak mudik dalam satu waktu, yakni H-3 dan H-2 Lebaran. Sebab, masa libur dimulai pada H-7 Lebaran. Total pemudik tahun ini diprediksi 19,5 juta orang, naik 15 persen dari 2017.
Basuki menambahkan, hingga 2019, pemerintah menargetkan jalan tol sejauh 1.852 kilometer. Pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, jalan tol masih sekitar 840 kilometer. Di Jawa Barat, tahun ini, Kementerian PUPR menggelontorkan dana Rp 5,4 triliun untuk pembangunan infrastruktur, salah satunya tol yang ditargetkan beroperasi 2019 itu kini pembangunannya mencapai 33 persen.
”Hingga tahun keempat pemerintahan, kami memang fokus membangun infrastruktur untuk pemerataan pembangunan,” ujar Basuki.
Kuwu (Kepala Desa) Jamblang, Cirebon, Nurlaila menyatakan, sejak kehadiran Jalan Tol Cipali, kuliner khas Cirebon, yakni nasi jamblang, menggeliat. ”Warga kami akhirnya banyak membuat nasi jamblang, apalagi saat mudik dan libur Lebaran,” ujarnya.
Direktur Prasarana Perhubungan Darat Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Jujun Wahyuningrum, seusai meninjau Terminal Terpadu Merak di Cilegon, Banten, Minggu (20/5), mengatakan, kebersihan fasilitas pendukung di terminal perlu ditingkatkan. ”Toilet, misalnya, harus bersih dan terang. Tolong soal kebersihan, pengelola terminal menindaklanjutinya. Fasilitas lain seperti masjid juga harus bersih,” ucapnya. Tempat sampah juga harus disediakan sebanyak mungkin.
Sementara itu, di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur, akan dilakukan penerbangan perdana Kamis ini. Menurut Kadis Perhubungan Kaltim Salman Lumoindong, Minggu, penerbangan perdana oleh Xpress Air rute Tarakan (Kalimantan Utara)-Tanjung Selor (Kaltara)-Samarinda.
”Sementara baru Xpress Air yang melayani rute domestik. Tetapi, maskapai lain sudah menyatakan segera masuk buka rute. Kami menargetkan akhir tahun ini sudah ada beberapa rute terlayani,” ujar Salman.
Rute domestik yang prospektif ialah Tanjung Selor (ibu kota Kaltara)-Samarinda serta Samarinda-Tarakan. Rute lain ialah Samarinda-Banjarmasin (Kalsel) dan Samarinda-Makassar (Sulsel). ”Untuk tahap awal, rutenya jarak pendek, yang memakai pesawat ATR-72 baling-baling,” ujar Salman. (IKI/DMU/BAY/PRA)