Kondisi Psikis Anak-anak Surabaya Dipulihkan
SURABAYA, KOMPAS — Pascamusibah bom bunuh diri pada Minggu (13/5/18), Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan berbagai upaya dalam mengembalikan kota menjadi normal seperti biasa. Upaya lain mencari pola untuk memulihkan kondisi psikis anak-anak Surabaya. Dalam hal ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggandeng semua pihak, terutama guru, psikolog, dan psikiater, untuk bersama-sama bergandengan tangan menghilangkan rasa takut dan trauma anak-anak Surabaya.
Berbagai upaya, terutama untuk memulihkan kondisi psikis anak-anak, kata Risma, di ruang kerjanya, Selasa (22/5/2018), terus dilakukan. Salah satunya Pemkot Surabaya membentuk tim yang terdiri dari psikolog dan psikiater untuk bersama-sama menyembuhkan kondisi psikis dari anak-anak (korban) ini.
”Saya sudah bertemu psikolog untuk membahas upaya dan langkah mengembalikan psikis anak-anak pada Senin (21/5/2018),” katanya.
Berbagai upaya pun ditempuh dalam mengembalikan kondisi psikis ataupun kejiwaan dari anak-anak Surabaya. Risma memang peduli terhadap anak-anak sehingga dia berharap ke depan tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban. Pihaknya terus melakukan berbagai treatment khusus untuk mengembalikan kondisi anak-anak agar kembali normal seperti biasanya.
”Terkait untuk treatment psikolog, kami sudah serahkan kepada ahlinya. Jika semua sudah clear, baru nanti saya akan masuk untuk memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak ini,” ujar Risma.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Antiek Sugiharti menyampaikan pendampingan yang dilakukan kepada anak-anak ini, baik melalui individu maupun kelompok, seperti di sekolah-sekolah. Pendampingan dilakukan tidak hanya bagi korban.
Namun, pendampingan juga dilakukan kepada teman korban-pelaku. Pihaknya sengaja menggandeng psikolog klinis, Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi), untuk bersama-sama dengan Pemkot Surabaya mengembalikan kondisi psikis anak-anak Surabaya.
”Saat ini lebih fokus melakukan pendampingan kepada sekolah dari pelaku-korban dan sekolah dari para korban,” katanya.
Nanti pihaknya bersama psikolog juga berencana akan mengunjungi semua sekolah di Surabaya. Hal ini dilakukan demi memberikan pemahaman kepada anak-anak Surabaya agar tidak lagi merasa takut dan khawatir.
”Saat ini sudah ada delapan sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat yang sudah kami kunjungi dan ini akan berlanjut untuk semua sekolah di Surabaya,” ujar Antiek.
Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, Laksmi Wijayanti, mengatakan, sepanjang ini, pihaknya terus melakukan berbagai cara supaya anak-anak ini bisa kembali melakukan kehidupan sehari-hari. Beberapa treatment khusus dilakukan agar anak-anak bisa kembali normal menjalani kehidupan seperti semula.
”Kami melakukan konseling baik itu secara individual maupun kelompok di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Senada hal tersebut juga disampaikan ahli psikolog anak, Zumrotun, yang juga melakukan pendampingan pada salah satu korban yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Selain melakukan pendampingan kepada korban, ia juga memberikan pemahaman kepada orang terdekat korban.
”Baik kepala sekolah, orangtua, maupun guru juga kami kunjungi. Harapannya, bagaimana bisa menjaga kondisi psikis anak tersebut agar bisa kembali stabil,” katanya.
Sementara itu, psikolog anak LSM Genta Surabaya, Linda Hartati, menambahkan, pihaknya khusus melakukan pendampingan kepada teman dari korban-pelaku di sekolah, termasuk dengan teman dekat korban-pelaku.
Menurut Linda, kedekatan emosional dari teman-teman korban-pelaku dirasa sangat baik sehingga kesan yang diingat teman-temannya itu adalah kebaikan korban-pelaku yang membuat mereka shock.
”Saya lebih banyak menyemangati anak-anak itu agar mereka bisa kembali move on dari kesedihan yang dialami karena kehilangan temannya,” katanya.
Mulai kondusif
Selain memulihkan kondisi psikis anak-anak pascabom bunuh diri di tiga gereja, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno pada Minggu (13/5/2018) dan disusul Senin (14/5/2018) di Mapolresta Suabaya, Pemkot Surabaya juga berusaha mengembalikan rasa aman dan nyaman warga di tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, tempat ibadah, pasar, dan ruang terbuka.
Jangan takut lagi ke tempat keramaian. Kondisi Surabaya sekarang sangat kondusif. Semua aktivitas sudah normal. Warga harus melawan rasa takut dan beraktivitas seperti biasa.
Untuk mengembalikan rasa tenang warga, Risma pada Senin malam bertemu dengan seluruh pengelola pusat perbelanjaan di Pakuwon Trade Center sekaligus menyapa pengunjung.
”Jangan takut lagi ke tempat keramaian. Kondisi Surabaya sekarang sangat kondusif. Semua aktivitas sudah normal. Warga harus melawan rasa takut dan beraktivitas seperti biasa,” ujar Risma.
Risma mengatakan, pascabom bunuh diri di empat lokasi, perekonomian Surabaya sempat turun drastis. ”Warga umumnya memilih tidak ke luar rumah sehingga banyak toko tutup. Berbagai pelayanan publik sempat dihentikan. Sekarang kondisi benar-benar sudah kondusif,” ujar Risma kepada pengunjung Pakuwon Trade Center.