Alam Pun Ikut Mengantar Mahkota Dewa Wisnu
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan sejumlah tamu undangan menyeka air mata. Mereka begitu terharu saat menyaksikan pemasangan mahkota Dewa Wisnu pada patung tembaga Garuda Wisnu Kencana (GWK), Minggu (20/5/2018).
”Saya terharu, sangat terharu. Bertahun-tahun saya dan banyak sahabat menantikan pemasangan ini. Dan, hari Minggu ini, Upacara Pasopati untuk mahkota Dewa Wisnu berjalan lancar dan terpasang sudah di atas,” kata Pastika pelan sambil sesekali kembali menengadah memandang ke arah patung.
Apa pun cerita masa lalu di balik pembangunan patung GWK, hari itu lebur sudah dan berganti optimisme. Impian terpendam yang hari itu terwujud mampu memasang mahkota. ”Semoga dilancarkan penyelesaiannya dua bulan ke depan dan Presiden Joko Widodo meresmikannya,” tambah Pastika.
Siang itu, selain Pastika, hadir sekitar 300 orang menyaksikan pemasangan mahkota Dewa Wisnu, termasuk sang maestro penggagas patung raksasa GWK, Nyoman Nuarta. Mereka juga menggelar doa bersama agar acara berjalan lancar.
Dimulai dari pemercikan air suci oleh pemimpin upacara Ida Rsi Agung Dawan Pemecutan memutari mahkota. Setelah itu, rantai crane dipasang pada mahkota patung. Tepat pukul 10.40 Wita, mahkota mulai diangkat.
Semua yang hadir pun terdiam. Mata mereka nyaris tidak berkedip mengikuti pengangkatan mahkota itu. Namun, sebagian mengabadikan momentum itu dengan mengambil foto maupun video dari telepon seluler pintar masing-masing.
Angin terasa berembus lembut. Mahkota pun tak berputar sedikit pun dan tenang di bawah kontrol petugas yang menggerakkan crane. Pelan, pelan, dan pelan, seperti tanpa halangan menuju lubang di atas bentukan wajah Dewa Wisnu.
Dalam 30 menit, mahkota seberat 3,5 ton sudah berada di ketinggian sekitar 100 meter. Setelah itu, crane bergeser dari selatan ke arah utara menuju modul kepala Dewa Wisnu.
Saat itu sudah ada 15 orang bergelantungan sebagai rooftop team, bersiap menerima mahkota baja itu. Dari kejauhan, mahkota yang berwarna seperti kilauan emas ini bergeser dan sekitar pukul 10.50 berada tepat beberapa meter di atas lubang kepala Dewa Wisnu.
Begitu posisi mahkota itu benar-benar tepat dalam lubang kepala Dewa Wisnu, tepuk tangan hadirin langsung memecah keheningan dan ketegangan selama 30 menit itu. Mereka pun bersalaman.
Manajer Operasional Proyek GWK Juki Ridwan mengaku jantungnya berdebar mengawal detik-detik pengangkatan mahkota menuju kepala Dewa Wisnu. ”Namun, entah mengapa angin yang dikhawatirkan menjadi kendala pemasangan justru ikut lebur dan turut mengantar mahkota ke tempatnya. Saya sangat bahagia,” ujarnya.
Dia bersama empat petugas memasangkan rantai crane dan memastikan kuat mengikat. ”Melepas mahkota terangkat seperti bertaruh nyawa. Apalagi, pemasangan mahkota ini diawali dengan upacara adat dan agama Hindu Bali yang sakral. Saya menghormati itu dan turut serta berdoa dengan keyakinan agar terus dilancarkan hingga akhir penyelesaian patung ini. Entah mengapa, alam seperti merestui,” tambahnya.
Sebelumnya pada pukul 09.00, pihak pembangun menggelar Upacara Pasopati serta Pecaruan Mahkota Dewa Wisnu di halaman depan gedung fondasi patung. Upacara tersebut dipimpin empat Pedanda, yakni Ida Pedanda Putra Telabah (Griya Telabah Denpasar), Ida Pedanda Gede Oka Mas (Griya Satria Denpasar), Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten (Griya Kediri Sangeh), dan Ida Pedanda Budha (Griya Gunung Sari Peliatan Ubud), serta satu Rsi, Ida Rsi Agung Dawan Pemecutan. Di akhir upacara, hadirin yang beragama Hindu Bali muspa (berdoa dengan sarana bunga) bersama dipimpin para Pedanda dan Ida Rsi.
Mahkota ini merupakan keping modul ke-529 dari total modul 754 keping. Sisanya akan terpasang dalam dua bulan ke depan. Perjalanan sejak 28 tahun lalu. Seluruh bagian patung GWK dibuat di Bandung dalam bentuk potongan-potongan berukuran 3 meter x 4 meter. Hanya bagian kepala tak dipisah, utuh dengan berat 4 ton. Dari Bandung diangkut menggunakan 500 truk tronton ke Bali.
Tinggi patung tercatat 75 meter dan lebar 65 meter dengan berat ribuan ton. Anggarannya menelan lebih dari Rp 1 triliun. Kemungkinan tinggi patung GWK dari fondasinya 121 meter dan ini mengalahkan Patung Liberty di Amerika Serikat dengan tinggi 93 meter dari fondasi.
Patung baja raksasa ini masuk agenda kebanggaan Indonesia dalam menyambut delegasi 189 negara yang ikut pertemuan internasional Annual Meeting IMF-Bank Dunia 2018 pada Oktober mendatang.
Mantan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave (almarhum) adalah salah satu penggagas dan sahabat Pastika serta Nuarta yang memperjuangkan patung ini terbangun. PT Alam Sutera Realty Tbk pun mengakuisisi saham GWK pada tahun 2012 sehingga proyek ini berlanjut kembali.
Menurut Nuarta, patung berdiri di kawasan seluas 60 hektar dengan ketinggian bukit sekitar 271 meter di atas permukaan laut. Ia menerapkan konsep world cultural forum dengan desain ruang-ruang seperti convention hall, museum dan galeri, lobi, viewing gallery, viewing restaurant, multimedia theatre, dan commercial space di dalam pedestal patung GWK.
Pengunjung dapat naik sampai ke dada Dewa Wisnu yang berada di lantai 22, menikmati pemandangan panorama Pulau Bali dari lantai tersebut.
Bagi Juki, pemasangan modul mahkota adalah salah satu dari keping modul yang sulit. ”Ujung sayap garuda adalah pemasangan tersulit dan itu akan menjadi bagian akhir pemasangan dari keutuhan patung ini. Saat ini baru 80 persen. Kesabaran yang menemani kami semua dalam bekerja dan tentu bersama angin yang bersahabat,” ujar Juki yang tetap memohon kelancaran.