Gubernur NTT Ajak Umat Kristiani Hormati Puasa Umat Islam
KUPANG, KOMPAS — Umat Kristiani di Nusa Tenggara Timur diajak untuk menghormati masa puasa umat Islam selama bulan Ramadhan. Teroris yang meledakkan gereja di Surabaya adalah orang yang bertindak tidak sesuai dengan ajaran agama sehingga jangan dikaitkan dengan Muslim atau Islam.
Umat Kristiani sebagai penduduk mayoritas di NTT diajak untuk memahami isu dengan baik dan benar, menjaga keamanan dan ketertiban bersama di masyarakat, serta tidak mudah terprovokasi.
Selain itu, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, baik pemilihan bupati, wali kota, maupun gubernur, pada Juni 2018 harus sukses dan aman.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam rapat kerja dengan 240 camat se-NTT di Kupang, Rabu (23/5/2018), mengatakan, Muslim NTT sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagai warga mayoritas di daerah ini, umat Kristiani wajib menghormati sesama yang lain, yakni Muslim, yang sedang menjalankan ibadah puasa. Hukum cinta kasih yang diajarkan Yesus harus diletakkan di atas segala kepentingan pribadi dan kelompok.
”Jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu tidak benar terkait teroris. Kelompok teroris adalah orang-orang yang sesat. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan, apalagi masuk surga dengan cara membunuh diri. Mari kita jaga bersama kerukunan di NTT dengan saling menghormati satu sama lain,” tutur Lebu Raya.
Jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu tidak benar terkait teroris.
Terkait aksi teroris yang semakin marak belakangan ini, Lebu Raya mengingatkan para camat agar selalu waspada. Camat harus melakukan koordinasi dengan para ketua RT/RW agar terus memantau kehadiran orang baru di wilayahnya. Tamu wajib lapor dalam satu kali 24 jam. Jika tidak melapor, tamu itu agar didatangi serta ditanyakan identitas dan tujuan kehadirannya.
Lebu Raya telah meminta Kepala Polda NTT, Komandan Korem, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Kupang, dan Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara El Tari Kupang mengawasi serta memantau setiap pintu masuk dan keluar wilayah NTT. Teroris ada di NTT, lanjutnya, tetapi mereka masih ”tidur”. Karena itu jangan lengah. Pencegahan dini jauh lebih penting.
Jika melihat ada orang baru dengan penampilan yang aneh, warga agar melaporkan kepada aparat keamanan supaya terus memantau keberadaan mereka. Masyarakat harus bekerja sama dengan aparat keamanan.
Umat Kristiani juga diminta tidak membawa ransel ke gereja sebab setiap ransel akan diperiksa petugas keamanan. Karena itu, dianjurkan membawa buku-buku rohani saja ke gereja.
Gubernur NTT selama 10 tahun ini menyebutkan, bom di tiga gereja di Surabaya merupakan sesuatu yang aneh. ”Saya tidak mengerti. Orang hidup sebagai suami dan istri, melahirkan dan membesarkan anak-anak, kemudian terlibat dan diajak untuk bunuh diri ramai-ramai, di saat anak-anak tumbuh remaja nan cantik dan ganteng-ganteng. Kalau hidup hanya untuk bunuh diri, untuk apa melahirkan dan membesarkan mereka,” tutur Lebu Raya di hadapan 240 camat.
Pilkada dan keamanan
Lebu Raya mengingatkan 240 camat yang hadir agar mendukung penyelenggaraan pilkada di setiap kecamatan. Ia mengatakan agar dipastikan semua warga yang mempunyai hak pilih memiliki KTP elektronik. Kekacauan sering terjadi ketika warga yang punya hak pilih pergi ke tempat pemungutan suara (TPS), tetapi ditolak dengan alasan tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap di TPS itu.
”Sebagai staf aparatur sipil negara, kita tetap netral, tetapi tetap bekerja untuk menyukseskan pilkada ini. Pada 27 Juni 2018, terjadi pilkada di 10 kabupaten dan pemilihan gubernur NTT. Tentu para camat sudah punya pilihan sendiri. Itu hal wajar karena terlibat menentukan pilihan,” ujarnya.
Akan tetapi, camat punya kewajiban menyukseskan pilkada di wilayah tersebut. Ia juga mengatakan, hindari hal-hal yang mengganggu keamanan dan ketertiban bersama serta selalu berkoordinasi dengan unsur musyawarah pimpinan kecamatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan di daerah itu.
Ia juga mengajak masyarakat proaktif mengurus KTP-el serta memantau ketersediaan logistik pilkada. Selain itu, lanjutnya, tidak mengambil keputusan yang mengundang kecurigaan dari masyarakat, terutama tim sukses dari pasangan calon tertentu.
Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT Okto Manehat mengatakan, camat memiliki tugas dan tanggung jawab besar di wilayah tersebut. Namun, mereka memiliki alokasi dana pembangunan wilayah hanya Rp 100 juta-Rp 150 juta per tahun anggaran.
Camat Alor Timur, Kabupaten Alor, Andre Maure menyebutkan, ketika terjadi ledakan bom di Gereja di Surabaya serta berita tentang aksi teroris terjadi di Jawa, Sumatera, dan Papua, ia memerintahkan 15 kepala desa di wilayah itu agar mengawasi orang asing yang masuk atau keluar desa.
Kota Kupang belum memiliki kamera CCTV di tempat-tempat umum atau keramaian. Ini sangat merepotkan aparat kepolisian jika terjadi gangguan keamanan.
Sementara itu, Wakil Kepala Polres Kupang Kota Komisaris Jack Umbu Keladi meminta Pemerintah Kota Kupang menempatkan kamera pemantau (CCTV) di setiap lokasi yang dinilai rawan gangguan keamanan. Kota Kupang belum memiliki kamera CCTV di tempat-tempat umum atau keramaian. Ini sangat merepotkan aparat kepolisian jika terjadi gangguan keamanan, seperti aksi teroris dan kriminal lain di wilayah itu.
Keladi menuturkan, dalam rangka mendukung keamanan dan ketertiban di Kota Kupang, Polres Kupang Kota menempatkan dua polsek sebagai ujung tombak, yakni Polsek Oebobo dan Kelapa Lima. Kedua wilayah itu padat permukiman, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, dan tempat-tempat hiburan. ”Kami minta pemkot menempatkan CCTV di Kota Kupang, terutama di wilayah kedua polsek tersebut,” lanjutnya.