YOGYAKARTA, KOMPAS -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan letusan freatik, Rabu (23/5/2018) pukul 13.49. Letusan tersebut merupakan letusan freatik kedua yang terjadi pada Rabu ini.
Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, Rabu sore, di Yogyakarta, mengatakan, letusan freatik pada Rabu pukul 13.49 itu terjadi dalam durasi 2 menit. Adapun amplitudo maksimal letusan tersebut adalah 50 milimeter (mm). Namun, tinggi kolom letusan tersebut tidak teramati.
Letusan itu merupakan letusan freatik kedua yang terjadi pada Rabu ini. Sebelumnya, letusan freatik terjadi pada Rabu pukul 03.31 dengan durasi 4 menit dan tinggi kolom letusan 2.000 meter.
Bila dijumlahkan, letusan terakhir ini merupakan letusan freatik keenam yang terjadi di Gunung Merapi sejak Senin (21/5/2018) atau letusan freatik ketujuh pada bulan ini.
Sebelumnya, pada Senin (21/5/2018) pukul 23.00, BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi dari Normal ke Waspada. Keputusan menaikkan status itu diambil setelah terjadinya peningkatan letusan freatik yang diikuti terjadinya gempa vulkanotektonik dan gempa tremor.
Agus mengatakan, Status Gunung Merapi masih pada level Waspada. BPPTKG merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari puncak. Selain itu, BPPTKG juga merekomendasikan pendakian di Merapi untuk dihentikan sementara.
"BPPTKG terus melakukan monitoring secara intensif terkait aktivitas Gunung Merapi sejak Merapi ditingkatkan statusnya dari Normal ke Waspada," ujar Agus.