Tol Trans-Jawa di Jatim belum bisa dioperasikan seluruhnya pada tahun ini. Namun, sebagian ruas yang belum resmi beroperasi atau berbayar tetap bisa dilewati secara fungsional.
SURABAYA, KOMPAS Gubernur Jawa Timur Soekarwo menghendaki agar perjalanan mudik dan balik bisa lewat jalan tol sepenuhnya meski beberapa ruas masih fungsional, terutama ruas Kertosono-Wilangan sepanjang 38,75 kilometer. ”Ruas itu amat penting untuk mengatasi potensi kemacetan di jalan arteri yang melewati Saradan, Madiun,” katanya.
Jika ruas Kertosono-Wilangan sudah bisa dilewati meski secara fungsional, perjalanan Surabaya-Madiun yang rata-rata 4 jam bisa dipangkas separuhnya menjadi 2 jam. Namun, itu dengan syarat selama perjalanan tak ada hambatan, misalnya kecelakaan dan kerusakan besar prasarana yang mengakibatkan kemacetan.
Soekarwo memprediksi H-10 Lebaran masyarakat mulai mudik menuju kampung halaman. ”Untuk itu ruas Kertosono-Wilangan secara fungsional perlu sudah siap dilintasi pada H-15,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jatim Gatot Hadi Sulistiyo menyatakan akan meminta pelaksana proyek Kertosono-Wilangan untuk menyelesaikan pekerjaan fisik agar jalur bisa dilewati secara fungsional. ”Kemungkinan saat arus mudik bisa dilewati, tetapi cuma satu jalur sehingga dari arah Madiun terpaksa harus melewati arteri,” katanya.
Di ruas yang menembus kawasan Kesatuan Pemangku Hutan Saradan itu, lanjut Gatot, masih ada beberapa lokasi yang belum dilapisi beton, tetapi padatan tanah. Kondisi itu cukup untuk bisa dilewati, tetapi laju kendaraan maksimal 40 kilometer per jam.
Adapun jalan lintas selatan atau pantai selatan belum sepenuhnya tersambung dari Pacitan sampai Banyuwangi. Yang sudah tersambung hanya Pacitan dan Trenggalek. Sebagian ruas di Trenggalek belum tersambung dengan Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. Pemudik yang ingin melintasi jalur selatan hanya bisa sampai Watulimo, Trenggalek, lalu naik ke jalur tengah yang merupakan rute konvensional.
Lintas makadam
Berdasarkan pantauan Kompas di ruas-ruas jalan tol fungsional itu pada 21-24 Mei 2018, di ruas Batang-Semarang, terutama Batang-Kendal, didominasi makadam. Sebagian di antaranya berupa jalan tanah. Jika terjadi hujan, jalan tersebut pasti berlumpur. Di ruas jalan itu juga masih ada jembatan darurat (bailey) yang hanya dapat dilewati satu mobil di Kali Boyo dan Kali Urang, Batang. Selain itu, tidak ada area istirahat karena kanan dan kirinya berupa sawah dan hutan karet serta tidak ada perkampungan.
Di ruas Salatiga-Kertosuro, ada jalan yang sudah dibeton dan ada juga yang masih berupa lapisan makadam. Sementara di ruas Solo-Ngawi masih ada gundukan tanah yang masih perlu dirapikan karena menyelimuti sebagian jalan. Di ruas itu juga terdapat enam persimpangan jalan tol dan jalan desa yang sementara ini masih dibuka untuk lalu lintas kendaraan. Hal itu terjadi karena jembatan layang penghubung antardesa belum selesai dibangun.
Pemimpin proyek jalan tol Batang-Semarang, R Beni Dwi Septiadi, mengatakan, jalan tol fungsional Batang-Semarang akan siap pada H-3 Lebaran. Jalur itu akan dilengkapi area istirahat, rambu-rambu, dan lampu di sejumlah titik darurat. Ada delapan area peristirahatan sementara yang terdiri dari empat area parkir dan empat area peristirahatan. Empat area peristirahatan itu akan dilengkapi antara lain dengan mushala, pengisian bahan bakar, dan toilet.
Untuk memastikan kelaikan angkutan Lebaran, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XV Provinsi Kalsel Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menggelar inspeksi keselamatan terhadap bus antarkota antarprovinsi dan bus antarkota dalam provinsi.
”Sudah menjadi kewajiban regulator mengawasi para operator agar masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik saat mudik Lebaran,” kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XV Provinsi Kalsel Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Ardono dalam kegiatan inspeksi keselamatan di Terminal Tipe B Kilometer 6, Banjarmasin.