BANJARMASIN, KOMPAS - Kebakaran kapal Self Propelled Oil Barge Srikandi 511 di perairan Sungai Barito, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat dini hari, diduga karena kelalaian. Namun, polisi belum menetapkan tersangka dalam insiden yang menghanguskan kapal pengangkut bahan bakar minyak solar tersebut.
Direktur Polisi Perairan Polda Kalimantan Selatan Komisaris Besar Gatot Wahyudi mengatakan, dalam insiden semacam itu, patut diduga ada unsur kelalaian. ”Namun, sejauh mana kelalaiannya, itu masih didalami oleh penyidik,” ujarnya di Banjarmasin, Sabtu (26/5/2018).
Saat ini, pemeriksaan saksi-saksi juga masih dilakukan untuk menyelidiki insiden kebakaran kapal tersebut. Mereka yang dijadikan saksi adalah nakhoda kapal SPOB Srikandi 511, Lekius Sefnat Hidede; para anak buah kapal; dan warga di sekitar lokasi kejadian.
”Nanti, penyidik yang akan menentukan, apakah dari unsur kelalaian itu perlu ditetapkan tersangka atau tidak. Sebab, dalam insiden tersebut juga tidak ada korban jiwa,” kata Gatot.
Diberitakan sebelumnya, kapal SPOB Srikandi 511 terbakar saat tambat di dermaga atau Jetty Terminal BBM Banjarmasin PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI, Jumat sekitar pukul 02.00. Api baru bisa dipadamkan petugas dan relawan sekitar pukul 04.00.
Kebakaran terjadi saat proses bongkar muatan BBM solar dari kapal ke depot Pertamina. Kapal dengan kru berjumlah 17 orang itu membawa muatan solar dari Kotabaru, Kalsel, lebih kurang 4.000 kiloliter (kl). Semua kru kapal selamat. Insiden tersebut mengakibatkan empat orang mengalami luka bakar ringan.
Dibantu tim labfor
Untuk menyelidiki penyebab kebakaran kapal SPOB Srikandi 511, lanjut Gatot, penyidik akan dibantu tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri dari Surabaya. ”Tim Labfor dari Surabaya akan tiba Senin di Banjarmasin,” ujarnya.
Section Head Communication and Relations Pertamina Kalimantan Alicia Irzanova belum bisa menginformasikan nilai kerugian yang dialami Pertamina dalam insiden tersebut. ”Fokus utama kami saat ini adalah menjamin suplai BBM untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Alicia memastikan bahwa pengoperasian Terminal BBM Banjarmasin tetap normal setelah musibah itu.
”Kami memastikan suplai BBM untuk Banjarmasin dan seluruh Kalsel tetap normal. Stoknya mencukupi dan stok yang akan datang juga sesuai jadwal,” tutur Alicia.
Stok di Terminal BBM Banjarmasin kini sebanyak 9.143 kl, terdiri dari 4.600 kl solar, 225 kl pertamina dex, 530 kl premium, 373 kl pertamax, dan 3.515 kl pertalite. (JUM)