MALANG, KOMPAS Petasan meledak di sebuah rumah di Dusun Krajan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Minggu (27/5/2018) sekitar pukul 08.00. Seorang tewas dan seorang mengalami luka bakar. Dua rumah rusak berat dan beberapa rumah rusak ringan.
Korban tewas adalah Suin (32), sedangkan korban luka bakar, Maskur (37), pemilik rumah. Suin meninggal di lokasi, Maskur dirawat intensif di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang. Diperkirakan, Suin dan Maskur tengah membuat petasan.
Dinding dan atap rumah Maskur hancur. Begitu pula rumah kakak Maskur, Jasim, yang berdempetan. Jendela kaca dan plafon beberapa rumah di radius 50 meter dari lokasi hancur. Polisi menemukan ratusan selongsong petasan kosong berbagai ukuran di rumah itu.
”Suaranya kencang. Saya sedang cari rumput di bukit. Dari jarak 2 kilometer terdengar ledakan dua kali. Kemudian asap tebal membubung,” ujar Darmaji (55), warga Dusun Blendongan, Desa Sidoluhur.
Warga tidak tahu apa yang dilakukan kedua korban saat peristiwa terjadi. Sebelum terjadi ledakan, Jasim berangkat ke sawah bersama istri sehingga rumahnya kosong. Maskur masih lajang dan tinggal sendiri di rumahnya. Menurut tetangga korban, Bahrul Ulum (23), ada satu korban luka ringan, yakni Zainab (13), keponakan Maskur, yang tidur di rumah sebelah.
Menurut Bahrul, jelang Lebaran, Maskur sering memproduksi petasan berbagai ukuran. Beberapa kali Maskur harus berurusan dengan kepolisian. Sementara Suin sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan.
Kepala Polsek Lawang Komisaris Gaguk Sulistiyo Budi mengatakan, pihaknya belum tahu pasti pemicu ledakan. ”Kami masih menyelidiki. Saat peristiwa terjadi tidak ada warga yang melihat. Satu korban masih dirawat, belum bisa dimintai keterangan,” katanya.
Kepala Desa Sidoluhur Mulyoko mengatakan, ia telah berulang kali mengingatkan warga untuk tidak membuat petasan.
Sementara itu, Su’ud (79), warga Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, tewas meledakkan diri. Ia putus asa karena penyakit asmanya tak kunjung sembuh.
Su’ud meledakkan diri dengan petasan yang dilekatkan di badan di tepi jalan desa tak jauh dari Masjid Nurul Islam, Bangorejo, Sabtu sekitar pukul 03.00. Hal itu dibenarkan Kepala Polsek Bangorejo Ajun Komisaris Watiyo yang dihubungi, Minggu kemarin.