Aspal Bergelombang Membahayakan dan Picu Kemacetan
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Perbaikan kondisi jalan yang digunakan untuk arus mudik Lebaran di Balikpapan, Kalimantan Timur, terus dilakukan. Namun, di beberapa lokasi, aspal jalan masih berlubang dan bergelombang. Selain membahayakan, ini juga menjadi penyebab kemacetan lalu lintas.
Pantauan Kompas, Selasa (29/5/2018), di beberapa lokasi sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, lubang-lubang sudah ditambal aspal. Namun, masih banyak lubang berukuran kecil yang tidak ditambal. Di beberapa lokasi lain, aspalnya bergelombang.
Jalan Soekarno-Hatta yang di wilayah Balikpapan yang terentang sekitar 28 kilometer ini adalah ruas penghubung Kota Balikpapan-Kabupaten Kutai Kartanegara-Kota Samarinda. Di Kaltim, ruas ini termasuk yang paling ramai dilintasi kendaraan saat arus mudik ataupun balik.
Salah satu lokasi yang biasanya memicu kemacetan adalah Jalan Soekarno-Hatta Km 4,5. Di sekitar 50 meter ruas tersebut, aspal di kedua sisi jalan bergelombang dengan ketinggian 5-25 sentimeter. Pengemudi yang belum mengenal kondisi jalan bisa kaget jika kendaraannya melaju kencang.
Mobil-mobil yang mempunyai ground clearance (jarak bodi dengan tanah) rendah, seperti sedan, harus lebih berhati-hati. Jika pengemudi telanjur memacu kendaraan dengan kencang dan sulit menghindar, bagian bawah mobil bisa menggerus aspal. Pengendara motor pun mesti berhati-hati.
”Ruas ini selalu bergelombang aspalnya. Pernah suatu kali diaspal bagus, tetapi ya lalu kembali aspalnya bergelombang. Mungkin bergelombangnya aspal itu sekarang lebih mendingan daripada tahun-tahun sebelumnya,” Gabriela (33), wiraswasta, warga Balikpapan Utara.
Lokasi lain di Jalan Soekarno-Hatta yang aspalnya juga bergelombang cukup tinggi adalah di Km 15. Kondisinya hampir sama dengan di Km 4,5. Dua lokasi tersebut, menurut Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan Sudirman Djayaleksana, biasanya menjadi titik kemacetan. Tidak hanya saat arus mudik atau arus balik, tetapi juga sehari-hari.
”Mobil-mobil akan melambatkan laju agar tidak menggerus aspal. Ini membuat kendaraan di belakangnya juga mengurangi laju, dan karena arus ramai, akhirnya terjadi kemacetan. Terlebih lagi jika pertigaan di Km 5 duluan terjadi kemacetan,” kata Sudirman.
Pertigaan yang dimaksud Sudirman adalah ruas menuju Pelabuhan Feri Kariangau. Ruas itu juga akan ramai menjelang Lebaran karena menjadi jalur mudik kendaraan dari arah Kalimantan Selatan dan sebaliknya, kendaraan dari Kaltim yang menuju Kalsel.
Di ruas sepanjang 12 km (Jalan Hasanuddin) menuju pelabuhan feri ini juga banyak terhampar lubang. Sebagian, terutama lubang berukuran besar, sudah ditambal dengan cor beton. Namun, beberapa lubang tetap belum ditambal. Ini cukup membahayakan bagi pengendara motor. Apalagi, di beberapa lokasi tidak ada lampu penerangan jalan.
”Jauh hari sebelumnya, kami sudah menyampaikan titik-titik mana saja yang sekiranya perlu ditambal aspalnya. Salah satu alasannya karena itu titik rawan dan berpotensi membuat kemacetan. Namun, memang yang ditambal juga tidak semua, ada prioritas,” kata Sudirman.