YOGYAKARTA, KOMPAS — Media dapat digunakan sebagai sarana diseminasi pemikiran. Hal-hal berbau akademis harus disebarluaskan lewat tulisan bergaya populer agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta M Agus Burhan mengatakan, saat ini, media massa dapat dijadikan sarana untuk menyebarluaskan penemuan, baik itu di bidang seni maupun keilmuan. Hal itu disampaikannya seusai menandatangani nota kesepahaman Kompas.id dengan harian Kompas di Yogyakarta, Rabu (30/5/2018).
”Jadi, kebutuhan informasi di era milenial tidak ingin terlepas dari sistem digitalisasi yang dikembangkan juga oleh media massa. Kalau kita tidak mengikuti arus sistem ini, kita akan ketinggalan zaman, baik untuk pengembangan sumber daya manusia maupun juga mendistribusikan bidang seni yang di dalamnya pekat dengan berbagai macam penemuan,” kata Agus.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir menyampaikan, ada lebih dari 3.000 perguruan tinggi di Indonesia yang tidak punya akses penyaluran hasil penelitian mereka. Hal tersebut menyebabkan temuan yang mereka miliki tidak tersosialisasi dengan baik. Padahal, hasil penelitian itu mungkin banyak yang bermanfaat bagi masyarakat.
Bakir menjelaskan, kerja sama yang dijalin dengan ISI Yogyakarta ini adalah untuk menjembatani para akademisi agar bisa menyosialisasikan temuan-temuannya kepada masyarakat. Adapun sosialisasi itu dilakukan dengan penulisan temuan-temuan mereka dengan gaya tulisan populer agar lebih mudah diterima masyarakat.