MALANG, KOMPAS — Masyarakat di Malang Raya memborong berbagai keperluan untuk kebutuhan menjelang Lebaran pada acara Pasar Murah Ramadhan 2018, Kamis (31/5/2018) di Jalan Gajah Mada, Kota Malang, Jawa Timur. Selain membeli kebutuhan pokok, mereka juga berebut baju bekas layak pakai yang dijual murah pada saat itu.
Pasar Murah Ramadhan oleh Pemkot Malang, dalam hal ini dilakukan oleh Bagian Pengembangan Perekonomian Pemerintah Kota Malang, memfasilitasi 58 peserta untuk mengikuti Pasar Murah Ramadhan 2018. Selain menjual baju bekas layak pakai, dijual pula bahan pokok, kue lebaran, baju baru, dan berbagai produk lainnya.
Salah satu stan yang paling ramai diserbu pembeli adalah stan baju bekas layak pakai milik Dharma Wanita Persatuan Kota Malang. Stan tersebut menjual baju bekas layak pakai mulai dari harga Rp 5.000 per potong hingga Rp 35.000 per potong.
Salah seorang pemborong baju bekas layak pakai tersebut adalah Sulastri, warga Jodipan, Kota Malang. ”Saya membeli beberapa baju, baik untuk sehari-hari maupun untuk berlebaran. Baju-baju yang dijual pun bersih dan masih bagus-bagus,” katanya.
Ny Edi Sulistyo, Ketua Bidang Sosial Budaya Dharma Wanita Persatuan Kota Malang, mengatakan, mereka menjual baju bekas layak pakai bagi yang membutuhkan. Uang terkumpul nanti akan digunakan untuk kegiatan sosial. ”Kami mengumpulkan baju dari para anggota dan dinas-dinas di Pemkot Malang,” katanya.
Kepala Bagian Pengembangan Perekonomian Pemkot Malang Rinawati mengatakan, tujuan diadakannya pasar murah adalah membantu masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
”Pasar Murah Ramadhan dilakukan untuk mengendalikan stok ketersediaan kebutuhan pokok di pasaran sehingga tidak terjadi kelangkaan yang berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok,” kata Rinawati.
Data Bagian Pengembangan Perekonomian Kota Malang menunjukkan, setiap tahun masyarakat menyambut antusias pasar murah yang digelar Pemkot Malang. Pada tahun 2016 pasar murah diikuti 28 peserta dengam omzet Rp 396,8 juta. Tahun 2017, pasar murah diikuti jumlah peserta sama, dengan omzet sebesar Rp 305 juta.