JAKARTA, KOMPAS - Perum Bulog berkomitmen menjamin kebutuhan bahan pokok masyarakat terpenuhi selama periode Lebaran 2018. Penyaluran bahan pangan pokok itu melibatkan Kepolisian Negara RI dan Tentara Nasional Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Rabu (6/6/2018), mengatakan, dengan menggandeng Polri dan TNI, penyaluran bisa lebih aman karena tidak dipermainkan oknum. Penyaluran itu juga lebih efisien karena mereka tidak ada liburnya dan dapat menjangkau wilayah perdesaan.
”Kami menyalurkannya sejak Senin lalu di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Saat ini fokusnya di Jawa karena kebanyakan orang merayakan Lebaran di Jawa,” katanya.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Karyawan Gunarso menambahkan, bahan pokok yang disalurkan Bulog untuk stabilisasi harga pangan adalah beras 305.946 ton, gula pasir 1.820.574 ton, minyak goreng 370.980 kiloliter, dan daging beku eks impor 104.574 ton.
”Harga jual yang diberlakukan terhadap bahan pokok juga berada di bawah harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya.
Beras medium dan premium kemasan 5 kilogram dapat dibeli dengan harga Rp 43.000-Rp 59.000. Minyak goreng kemasan 1 liter dijual Rp 11.000-Rp 12.000 dan gula pasir Rp 11.000 per kg. Daging sapi beku dijual Rp 80.000 per kg, daging kerbau beku Rp 70.000 per kg, dan daging ayam Rp 31.000 per ekor.
Bahan pokok daring
Selain penyaluran bahan pokok ke masyarakat, Bulog juga sedang merancang sistem belanja bahan pokok dalam jaringan (daring). Program ini dirancang untuk memudahkan konsumen membeli bahan pangan pokok. ”Melalui sistem daring, konsumen tidak perlu keluar rumah. Selain mudah, harga dan kualitasnya juga terjamin,” kata Budi.
Budi mengaku telah berbicara dengan pelaku-pelaku e-dagang. Program ini diharapkan dapat berjalan secepatnya. ”Semua baru kami bicarakan secara lisan, belum ada kepastian dengan siapa kami bekerja sama,” ujarnya.
HET baru ditunda
Pada Selasa malam lalu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan akan menunda waktu pemberlakuan HET beras medium baru, Rp 8.900 per kg. HET beras medium yang lama adalah Rp 9.450 per kg.
Penundaan itu lantaran harga beras medium saat ini relatif terkendali atau berada di kisaran Rp 9.000-Rp 9.200 per kg dan memberikan toleransi waktu kepada pendagang. ”Harga beras medium saat ini masih di bawah HET lama,” katanya.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo, mengatakan, Food Station akan terkena dampak langsung penurunan HET ini. Pasalnya, Food Station masih memiliki 8.000 ton cadangan beras yang dibeli dengan harga lama.
Beras itu harus dihabiskan dahulu agar Food Station tidak merugi. ”Saya sudah minta toleransi waktu ke pemerintah untuk menghabiskan stok di gudang dulu hingga 1 Agustus 2018,” katanya. (E08/E12)