Semai Asa Terminal Baru
Terminal baru Bandar Udara Internasional Ahmad Yani di Semarang mulai beroperasi, Rabu (6/6/2018). Hal ini memberi gelora baru dalam kemajuan ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu.
Terminal berarsitektur modern di atas rawa itu menenggelamkan nuansa kumuh dan kesemrawutan bandara lama. Asa baru menggeliatkan ekonomi dan pariwisata kota.
Dua pekan lalu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Hendi, mengunggah kolase foto terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang di akun Instagramnya. Kolase foto itu memuat cuplikan berita daring berjudul ”Bandara Semarang Terjelek Sedunia”. Unggahan foto yang diberi keterangan ”Dulu diejek dan minta dipindah, Sekarang?” menuai komentar beragam dari warganet. Kolase foto itu disukai oleh 10.219 akun pengguna Instagram.
Kesemrawutan di terminal lama Bandara Ahmad Yani sering dikeluhkan warga maupun pendatang. Terminal lama Bandara Ahmad Yani memang kurang merepresentasikan wajah Semarang sebagai kota kelima terbesar di Indonesia.
Jumlah penumpang setiap tahun naik hingga mencapai 4,4 juta pada 2017. Padahal, kapasitas terminal bandara hanya 800.000 penumpang. Jalur menuju bandara yang sempit kerap menyebabkan antrean kendaraan sepanjang 1 kilometer menuju pintu masuk. Tak jarang penumpang harus berjalan kaki atau beralih transportasi motor agar tidak tertinggal pesawat.
Belum lagi, tepat sebelum masuk area bandara terdapat jalur kereta api. Jika KA sedang melintas, kendaraan harus menunggu 5-10 menit.
”Saya pernah ketinggalan pesawat kejebak macet hampir satu jam sebelum pintu masuk. Mau jalan, ya, gimana, bawaan banyak,” kata Arina (24), pegawai swasta asal Jakarta yang bekerja di Semarang.
Pengembangan terminal baru bandara akhirnya dimulai Oktober 2014. Proyek ini terdiri atas lima paket pengerjaan dengan nilai investasi Rp 2,2 triliun. Terminal baru ini berukuran 58.652 meter persegi atau sembilan kali lebih luas dari terminal lama 6.708 meter persegi. Terminal baru mampu menampung 7 juta penumpang per tahun.
Geliat wisata
Pengembangan terminal baru diarahkan ke sebelah utara terminal lama, tepatnya di Jalan Anjasmoro Raya, Tambakharjo, Semarang Barat. Akses dari gerbang masuk bandara menuju terminal baru sekitar 1 kilometer. Jalan cukup lebar dan terpisah antara akses masuk dan keluar. Selama masa Lebaran 2018, gedung parkir yang berfungsi hanya lantai dasar kapasitas 400 kendaraan dan area parkir outdoor sekitar 200 kendaraan. Pembangunan gedung parkir tiga lantai akan dilanjutkan setelah masa Lebaran.
Terminal baru didominasi kaca sehingga sinar matahari bisa ke ruangan. ”Bagi penumpang disabilitas, tersedia 6 lift khusus yang ada di sejumlah sudut ruangan,” kata Pemimpin Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Tony Alam.
Pada hari pertama pengoperasian kemarin, para calon penumpang mengapresiasi arsitektur bandara bercorak minimalis-modern. Kompas pun berkesempatan merasakan terminal baru saat penerbangan Jakarta dan tiba di Semarang pukul 08.45. Hari pertama itu, operasional bandara belum maksimal. Garbarata belum berfungsi optimal. Beberapa fasilitas konter juga belum difungsikan. Fasilitas lain, seperti toilet dan ruang tunggu, sudah terbilang layak dan mencukupi.
Lobi keberangkatan maupun lobi kedatangan terbilang lega. Pada lobi kedatangan, terdapat sejumlah lukisan mural destinasi wisata di Jawa Tengah menyambut para tamu. Transportasi pun jauh lebih nyaman. Penumpang tinggal antre memesan taksi pada konter di depan pintu keluar.
Wajah baru gerbang udara Jateng ini diyakini bisa meningkatkan geliat ekonomi dan pariwisata. Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jateng Joko Suratno, ada tiga aspek penting dalam pengembangan wisata, yakni atraksi, akses, dan fasilitas penunjang di tempat wisata.
Kunjungan turis asing ke Jateng dan DI Yogyakarta ditargetkan mencapai 2 juta orang pada 2019. Adapun Kota Semarang ditargetkan menyumbang 200.000 wisatawan. Pengoperasian bandara baru menjadi peluang membuka rute-rute baru internasional.
Bandara Ahmad Yani Semarang punya posisi untuk meningkatkan geliat ekonomi dan pariwisata di Semarang dan daerah lain di Jateng. Setelah Lebaran, pengelola akan menambah sejumlah gerai UMKM dan area komersial di bandara.
Gerbang baru Jateng ini diklaim sebagai bandara terapung pertama di Indonesia yang dipadukan dengan konsep ramah lingkungan atau eco airport. Bandara ini dibangun di atas rawa atau kontur tanah lunak dan berair. Teknik pembangunan menggunakan tiang pancang kedalaman 30 meter dengan metode prefabricated vertical drain (PVD) guna memadatkan tanah lunak itu.
Secara umum konsep ramah lingkungan ini meliputi pemanfaatan energi terbarukan, pengurangan pendingin ruangan, dan penggunaan material bangunan. Misalnya, penggunaan energi terbarukan solar cell untuk lampu jalanan, penerapan teknologi reverse, dan pemanfaatan sinar matahari untuk kurangi penggunaan lampu.
Presiden Joko Widodo, Kamis ini, akan meresmikan terminal baru ini. Pengerjaan ditarget rampung total pada Juli 2019. Seluruh warga diharapkan turut menjaga ketertiban dan kebersihan bandara sebagai beranda kota.