Relatif lumrah dimafhumi, pemesanan tiket bus dan layanan agen perusahaan otobus di terminal masih belum terlalu akrab dengan sistem daring. Kekhawatiran bakal tergantikannya peran agen dan belum terbiasanya sebagian penumpang menjadi sebagian penyebabnya. Namun, sejumlah pihak mencoba meretasnya.
Salah satu perusahaan rintisan yang melayani pemesanan tiket bus secara daring adalah Easybook, yang berkantor pusat di Singapura. Masuk ke-Indonesia pada 2014, Easybook melayani permintaan pemesanan tiket bus ke hampir seluruh wilayah Indonesia dengan mayoritas perjalanan bus di Pulau Jawa.
”Kami arahnya ingin membantu agar perusahaan transportasi, khususnya bus, lebih maju, dengan mengedepankan efisiensi. Kami sudah bekerja sama dengan sejumlah PO bus, juga dengan agen-agen yang ditunjuk oleh PO. Bagaimanapun, hubungan dengan agen harus terus dijaga,” papar Andy.
Aplikasi lain yang menyongsong era digital adalah Otobus, yang menurut rencana akan diluncurkan setelah Lebaran 2018. CEO PT Mutiara Otodata Deny Praja menuturkan, untuk tahap awal, pelibatan agen-agen PO bus sangat penting. ”Agen itu dianggap yang memiliki massa dan menentukan maju atau mundurnya PO bus. Faktanya memang begitu. Adanya agen juga tidak menyalahi peraturan,” kata Deny.
Setelah memperkuat sistem dan basis data, juga kerja sama dengan PO bus serta agen, ke depan pihaknya baru memikirkan perluasan jaringan. ”Yang jelas, kami ingin membangkitkan industri ini agar bus menjadi pilihan seluruh golongan masyarakat. Agar sensasi menggunakan bus dapat benar-benar dirasakan,” ujar Deny. (Aditya Putra Perdana)