Awas, Hindari Tanjakan Kenteng di Ruas Tol Salatiga-Solo
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Petugas tim gabungan pengamanan jalur mudik di ruas tol Salatiga-Kartasura, Jawa Tengah, melakukan rekayasa lalu lintas mengantisipasi lonjakan arus pemudik H-5 Lebaran. Rekayasa dilakukan dengan sistem buka-tutup masuk tol arah Salatiga-Solo. Hal ini akibat titik itu sering dilanda kemacetan, khususnya pada jalur tanjakan di bawah Jembatan Kenteng Kilometer 57.
Jembatan Kali Kenteng, Kecamatan Susukan, belum jadi sehingga jalur fungsionalnya dilewatkan melalui bawah jembatan. Hal ini menyebabkan banyak mobil pemudik, terutama mobil berkapasitas mesin di bawah 1.200 cc, mogok dan tidak kuat menanjak.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat, Minggu (10/6/2018), mengatakan, buka-tutup dilakukan apabila terjadi antrean kendaraan lebih dari 500 meter di ruas jalan menanjak di bawah jembatan Kali Kenteng. Saat tol ditutup, semua kendaraan pemudik yang keluar dari jalan tol ruas Banyumanik-Salatiga dialihkan arusnya ke Tingkir-Terminal Tingkir, Salatiga, kemudian menuju ke arah selatan, yaitu Boyolali.
Beberapa pemudik yang melintas di ruas tol fungsional Bawen-Salatiga-Kartasura, Solo, mengemukakan, pemudik yang sudah melewati perjalanan panjang, seperti dari Jakarta atau Jawa Barat yang masuk tol ruas Salatiga-Kartasura, sebaiknya waspada. Terutama bagi pemudik yang menggunakan kendaraan mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.200 cc, sebaiknya menghindari masuk tol Salatiga-Kartasura.
”Jalan di ruas tol Salatiga-Kartasura memang masih fungsional. Beberapa jalan yang tersedia justru di bawah jembatan, terutama di dekat jembatan Kali Kenteng. Ketinggian jembatan itu nantinya lebih dari 40 meter. Namun, pembangunannya belum selesai sehingga jalur fungsional tol berada di bawah jembatan. Dampaknya, jalan itu penuh turunan dan tanjakan panjang. Hal itu menyulitkan mobil-mobil dengan mesin terbatas,” ujar Rohadi, pemudik asal Bandung, yang hendak ke Madiun.
Pada lintasan tol di bawah jembatan terdapat sejumlah petugas dari PT Jasa Marga Solo Ngawi (JSN) yang berjaga. Mereka juga menyiapkan sejumlah balok kayu, pengganjal roda belakang, sebagai antisipasi jika ada mobil mogok saat melintas tanjakan. Mobil mogok itu tidak kuat menanjak, kebanyakan yang melintas mobil pemudik dengan nomor polisi luar Jateng.
Direktur PT JSN David Wijayatno menambahkan, pemudik yang telanjur masuk jalur di tanjakan Jembatan Kenteng tetap harus menjaga jarak. Jarak aman antarkendaraan 10-15 meter supaya jika ada kendaraan di depan tidak kuat menanjak bisa diantisipasi. Dengan demikian, kendaraan tidak terbentur karena mobil yang mogok kadang mundur saat belum direm pengemudinya.
Dia menyebutkan, apabila kondisi mesin mobil pemudik terlalu panas dan sudah berjalan lebih dari 5 jam tanpa henti, sebaiknya istirahat dulu di tempat istirahat (rest area) terdekat sebelum melintasi jalan menanjak di Jembatan Kenteng, yang menuju ke Kartasura-Ngawi, Jawa Timur. Tempat istirahat sudah dilengkapi kebutuhan pemudik, seperti toilet bersih, mushala, pos kesehatan, pos pengamanan, dan beberapa warung makan.
Saat ini lonjakan arus kendaraan pemudik yang melintasi ruas tol Semarang-Salatiga-Kartasura termasuk padat, rata-rata bisa lebih dari 900 kendaraan pemudik per jam.