Peminat program mudik gratis 2018 meningkat. Pesertanya termasuk difabel. Selama ini mereka kesulitan mudik. Baru segelintir pihak yang memfasilitasi sejumlah kebutuhan khusus mereka.
JAKARTA, KOMPAS Widodo (37), penyandang tunadaksa asal Solo, di Jakarta, Sabtu (9/6/2018), mengatakan, mudik menggunakan bus khusus difabel baru pertama kali dilakukannya pada hari itu. Selama ini bus yang ia tumpangi adalah bus umum di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
”Selama ini mudik ikut (bus) umum. Tidak ada perhatian dan fasilitas, hanya berharap sama orang-orang baik yang mau menolong,” kata Widodo.
Jika naik bus umum, Widodo dibopong kondektur agar bisa naik dan duduk di kursi bus. Selama 12 jam perjalanan, ia hanya bisa duduk. Jika sopir bus singgah untuk istirahat atau makan bersama penumpang lain, Widodo tetap di kursinya. Ia meminta tolong kepada kondektur atau penumpang lain membelikan makanan.
Terkait hal itu, Bank Syariah Mandiri pada Sabtu memfasilitasi 65 difabel, termasuk Widodo, mudik gratis ke sejumlah daerah di Jawa. Kegiatan bertajuk Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) itu menggunakan tiga bus khusus difabel dan 23 bus umum yang diberangkatkan dari kantor pusat bank tersebut.
Pemudik difabel akan diantar sampai ke depan rumah masing-masing di kampung halaman. Pada Selasa (19/6/2018), mereka diberi fasilitas dijemput lagi kembali ke Jakarta. ”Sebenarnya untuk balik ke Jakarta saya bisa saja tidak ikut bus ini dan tinggal lebih lama lagi di kampung, tetapi nanti lebih susah kalau naik bus umum,” kata Rubini (36), pengguna bus khusus difabel tujuan Kebumen, Jawa Tengah.
Minta maaf
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir pada acara pelepasan MRAD secara pribadi meminta maaf karena sebelumnya tidak mengetahui banyaknya kesulitan yang dihadapi difabel. ”Saya berkomitmen mengadakan fasilitas yang lebih banyak untuk saudara kita kaum difabel,” kata Budi di hadapan difabel yang akan mudik.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo selaku Ketua Satuan Tugas Mudik Gratis 2018 mengatakan, jumlah pemudik yang mengikuti program itu meningkat 74,43 persen. ”Tahun ini jumlah pemudik mencapai 206.209 orang, sedangkan jumlah pemudik tahun lalu 118.220,” kata Budi.
Di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 1.228 penumpang dan 571 sepeda motor diberangkatkan pada hari pertama mudik gratis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 2017, dengan realisasi pemudik gratis pada hari pertama 236 penumpang dan 115 sepeda motor.
Kuota untuk hari pertama tahun ini sama dengan kuota tahun lalu. Masing-masing 2.500 penumpang dan 1.250 sepeda motor.
Ricuh tiket
Di Terminal Bus Terpadu Sentra Timur Pulogebang, Jakarta Timur, kericuhan terjadi antara petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dan sebagian agen perusahaan otobus (PO). Petugas Dishub yang membagikan tiket gratis tujuan Jember didatangi sejumlah agen.
Nababan (55), agen PO Sumber Alam, mengatakan, tiket gratis harusnya tidak dibagikan dalam terminal. ”Kalau begitu, sama saja bunuh rezeki kami, masak bagi tiket gratis di sebelah orang jualan tiket,” katanya.
Berdasarkan data tiga hari terakhir di posko terminal, 20.454 pemudik berangkat dari Terminal Pulo Gebang. Tahun lalu, dalam periode sama, terdapat 19.939 pemudik yang berangkat. Peningkatan tahun ini sebanyak 515 penumpang atau hanya 2,5 persen.