SOLO, KOMPAS — Menjelang Lebaran, harga daging ayam potong terus melonjak hingga menyentuh Rp 38.000 per kilogram di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/6/2018). Kenaikan harga dipicu gangguan produksi di peternakan.
Kementerian Perdagangan, Pemerintah Kota Solo, dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia, Jawa Tengah, sepakat menggelar operasi pasar pada Senin dan Selasa (11-12/6/2018).
Berdasarkan pantauan, harga daging ayam di Pasar Legi, Solo, Minggu, mencapai Rp 38.000 per kilogram (kg). Harga itu naik bertahap dibandingkan saat awal bulan Ramadhan di kisaran Rp 32.000 per kg.
”Kami sepakati akan menggelar operasi pasar, Senin dan Selasa. Setelah itu akan dilihat kondisi di lapangan dan evaluasi untuk menentukan langkah berikutnya,” kata Staf Khusus Menteri Perdagangan Eva Yuliana di Solo, Minggu.
Eva mengatakan, dalam operasi pasar itu daging ayam akan dijual maksimal Rp 33.000 per kg di tingkat eceran, sedangkan untuk harga ayam hidup dipatok maksimal Rp 21.000 per kg di tingkat peternakan. Selain daging segar, juga akan disediakan daging ayam beku seharga Rp 30.000 per kg. Operasi pasar akan digelar di Solo dan Boyolali, Jawa Tengah.
”Dalam operasi pasar ini tidak ada subsidi pemerintah. Peternak mandiri dan integrator (perusahaan besar peternakan ayam) akan menurunkan margin (keuntungan) dengan menjual ayam hidup Rp 21.000 per kilogram sehingga harga daging ayam di eceran jadi Rp 33.000 per kilogram,” katanya.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Jawa Tengah, Pardjuni, mengatakan, kenaikan harga daging ayam disebabkan gangguan produksi akibat adanya serangan penyakit newcastle disease atau tetelo yang menyerang ayam. Akibatnya, produksi turun lebih kurang 10-20 persen. Selain itu, juga karena pengaruh kenaikan harga pakan.
”Sebenarnya kenaikan permintaan ayam menjelang Lebaran itu sudah kami antisipasi dengan menambah produksi, dari kebutuhan normal 1,1 juta-1,2 juta ekor per hari di Jawa Tengah telah ditambah menjadi 1,5 juta-1,6 juta ekor per hari. Namun, karena adanya gangguan produksi itu, sekarang hanya tersedia 1,2 juta-1,3 juta ekor ayam per hari di Jateng,” katanya.
Pardjuni mengatakan, serangan penyakit serta kenaikan harga pakan mendorong kenaikan harga pokok produksi (HPP) dari Rp 17.500 per kg menjadi Rp 18.500 per kg sehingga harga jual ayam hidup dan harga daging ayam terdorong naik. Saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak berkisar Rp 22.000-22.500 per kg.
Menurut Pardjuni, jika dibiarkan, harga ayam hidup dapat terus melambung hingga menyentuh Rp 25.000 per kg sehingga harga daging ayam di pasar bisa mencapai Rp 40.000 per kg.
”Dengan harga operasi pasar Rp 21.000 per kilogram ayam hidup, kami masih ada keuntungan kotor Rp 2.500 per kilogram,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Solo Subagiyo mengatakan, operasi pasar daging ayam dan ayam hidup akan digelar di beberapa pasar tradisional di Solo, yaitu Pasar Legi, Pasar Jongke, Pasar Gede, dan Pasar Ayam Semanggi.
Di Boyolali, operasi pasar akan digelar di Pasar Ngemplak dan Pasar Kota Boyolali. Pasokan ayam yang disediakan dalam operasi pasar ini tidak dibatasi, tetapi pembelian daging ayam dibatasi maksimal 3 kg per orang.