Masyarakat adat Lampung di Kabupaten Lampung Barat, Lampung, memiliki tradisi membuat lemang. Lemang adalah makanan yang terbuat dari ketan dan santan. Tradisi itu dilakukan sehari sebelum Lebaran.
Kuliner tradisional yang disajikan saat Lebaran itu merupakan ungkapan syukur kemenangan setelah berpuasa selama sebulan. Lemang juga merupakan simbol kebersamaan dan semangat berbagi.
Tradisi itu masih lestari di sejumlah kota dan kecamatan di Lampung Barat, antara lain di Liwa, Batu Brak, Belalau, dan Sumberjaya. Lampung Barat sendiri terletak sekitar 250 kilometer dari Bandar Lampung, ibu kota Lampung. Sebagian warganya juga masih tinggal dan mempertahankan rumah panggung sebagai rumah adat.
Harun HS (40), salah satu warga Lampung yang tinggal di Desa Negeri Ratu, Kecamatan Batu Brak, mengatakan, tahun ini, sebagian besar warga di desanya telah menyiapkan bahan baku dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat lemang. Para lelaki mulai mengumpulkan bambu tali dan kayu bakar. Sementara itu, para ibu rumah tangga mengumpulkan ketan putih atau hitam dan kelapa untuk pembuatan santan. ”Lemang dibuat setelah sahur pada hari terakhir berpuasa. Kami membuatnya bersama-sama. Sekitar 5-6 keluarga saling menyumbang bahan baku untuk membuat lemang. Nanti, lemang yang sudah matang dibagi rata,” kata Harun, Minggu (10/6/2018).
Proses pembuatan lemang membutuhkan waktu cukup lama. Campuran ketan, santan, dan kemiri itu dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang. Bambu itu lalu dibakar selama 2-3 jam dengan kayu bakar. Sembari menunggu matang, disiapkan pula makanan pelengkap untuk menyantap lemang, yaitu opor ayam atau rendang.
Saat Lebaran mulai, setiap keluarga berkumpul sembari
menikmati sepiring lemang dan opor ayam atau rendang. Anak yang berkunjung ke rumah orangtuanya juga biasanya membawakan lemang sebagai oleh-oleh dan tanda kasih sayang. Kuliner ini juga disajikan pada kerabat yang bersilaturahim ke rumah.
Budayawan dan sastrawan Lampung, Zulkarnain Zubairi, menuturkan, lemang adalah makanan yang dirindukan orang Lampung yang merantau ke luar kota. Mereka yang pulang ke kampung halaman pasti mencari lemang, terutama saat Lebaran. Di Lampung Barat, lemang bahkan mengalahkan popularitas ketupat.
Lemang bukan sekadar makanan tradisional, melainkan juga menjadi simbol gotong royong dan semangat berbagi. Menyantap lemang bersama keluarga juga merupakan ungkapan syukur setelah berpuasa selama sebulan. Dalam sepiring lemang itulah mereka merayakan kebersamaan,” katanya.