Jalan tol di Sumatera Utara sepanjang 86 kilometer yang menghubungkan Pelabuhan Belawan, Bandara Internasional Kualanamu, dan Sei Rampah sudah tersambung.
MEDAN, KOMPAS Jalan tol di Sumatera Utara sepanjang 86 kilometer sudah tersambung setelah ruas tol Tanjung Morawa-Parbarakan yang merupakan seksi I tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi resmi dibuka. Dengan dibukanya jalur itu, Pelabuhan Belawan di Kota Medan hingga Sei Rampah, ibu kota Kabupaten Serdang Bedagai, bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Jalan tol tersebut diharapkan menjadi motor yang menggerakkan dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Utara.
”Jalan tol ini menghubungkan mesin penggerak ekonomi Sumatera Utara, mulai dari Pelabuhan Belawan, Kawasan Industri Medan, Bandara Kualanamu, perkebunan dan pabrik sawit, perkebunan dan pabrik karet, hingga akses menuju kawasan pariwisata Danau Toba,” kata Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi saat meresmikan ruas Tanjung Morawa-Lubukpakam, Senin (11/6/2018).
Jalan tol sepanjang 10,75 kilometer itu menghubungkan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) sepanjang 34 kilometer dengan tol Kualanamu-Tebing Tinggi, bagian dari tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) yang sudah beroperasi sejak Oktober 2017 sepanjang 41,6 kilometer. Dengan beroperasinya tol tersebut, pengguna tol Belmera tidak harus keluar lagi ke jalan arteri untuk masuk tol MKTT. Antrean panjang yang biasanya terjadi di gerbang tol Tanjung Morawa akan terurai.
Pengerjaan seksi VII ruas tol MKTT dari Sei Rampah ke Tebing Tinggi sepanjang 10 kilometer juga terus dikebut. Ruas ini diperkirakan rampung Oktober 2018.
Selain itu, tol Medan-Binjai sepanjang 16,72 kilometer diharapkan segera terhubung dengan tol Belmera. Jika tahun ini selesai, total panjang tol di Sumut 113 kilometer.
Erry mengatakan, biaya logistik di Sumut dapat ditekan dengan terhubungnya jalan tol tersebut. Efisiensi akan tercipta karena pusat bahan baku perkebunan sawit dan karet sudah terhubung jalan tol dengan kawasan industri dan pelabuhan ekspor. ”Efisiensi ini akan meningkatkan daya saing industri Sumut,” kata Erry.
Dalam rencana jangka panjang, jalan tol juga akan dibangun menghubungkan Tebing Tinggi-Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, dan kawasan pariwisata Danau Toba.
Direktur Utama PT Jasamarga Kualanamu Tol Agus Suharjanto mengatakan, terhubungnya tol Belmera dengan tol MKTT diharapkan akan meningkatkan volume kendaraan yang melintas di tol MKTT. Sejak beroperasi Oktober 2017, jumlah kendaraan yang melintas di tol MKTT sekitar 15.000 kendaraan per hari. Ia memperkirakan, tol MKTT akan mendapat limpahan kendaraan dari tol Belmera.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Timbas Ginting mengatakan, meskipun jalan tol MKTT sudah beroperasi sejak Oktober 2017, truk pengangkut minyak sawit mentah (CPO) yang hendak diekspor melalui Pelabuhan Belawan masih banyak yang enggan menggunakan tol karena belum terhubung sepenuhnya. Setelah tol terhubung, waktu pengiriman barang akan lebih cepat, pungutan liar dan pencurian di jalan bisa dihindari.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan, pengoperasian tol itu membuat pengiriman karet remah dari pabrik karet ke Pelabuhan Belawan akan semakin cepat dan murah. Pengiriman dari Tebing Tinggi ke Belawan yang biasanya 5-6 jam bisa dipersingkat menjadi 3-4 jam. Ini meningkatkan daya saing industri karet.