YOGYAKARTA, KOMPAS - Okupansi atau tingkat keterisian hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa liburan Lebaran tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu faktor yang dinilai memicu penurunan okupansi itu adalah peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang sejak 21 Mei lalu dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada.
”Sampai sekarang belum ada peningkatan okupansi hotel. Masih sepi-sepi saja,” kata Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istidjab Danunagoro, Senin (11/6/2018) di Yogyakarta.
Istidjab menilai, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penurunan okupansi hotel di DIY. Faktor pertama adalah peningkatan aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah. Sejak 11 Mei lalu, Merapi mulai menunjukkan peningkatan aktivitas dengan terjadinya letusan-letusan berskala kecil. Mulai 21 Mei 2018, status Merapi juga dinaikkan menjadi Waspada.
Ketua Asosiasi Perhotelan Kaliurang Heribertus Indiantara mengatakan, okupansi hotel dan penginapan di Kaliurang hanya sekitar 10 persen. Padahal, pada liburan Lebaran tahun lalu okupansi hotel di Kaliurang bisa mencapai 75 persen. ”Mulai 11 Mei, banyak tamu membatalkan pesanan menginap di hotel-hotel di Kaliurang,” katanya.
Di Bali, tingkat keterisian kamar hotel bintang di kawasan wisata Kuta dan sekitarnya juga belum melonjak. ”Sampai hari ini memang belum ada pertumbuhan okupansi kamar hotel. Tingkat keterisian kamar di Santika, Kuta, masih di kisaran 40 persen,” kata GM Hotel Santika, Kuta, Agus S Yanto.
Menurut Marketing Communication Executive Citadines Kuta Beach, Bali, Maherna Ika Krismayanti, sekitar 80 kamar hotel dari 109 kamar yang dimiliki Citadines sudah terisi tamu. Sekitar 60 persen tamu warga Indonesia dan 40 persen warga negara asing. ”Ini masih normal. Saya belum melihat pengaruh dari musim liburan Lebaran ini,” ujar Maya di Kuta.
Adapun pengembang dan pengelola kawasan Nusa Dua, Badung, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporate/ITDC) kembali mengadakan festival lampion bertajuk ”Nusa Dua Light Festival”. Festival lampion tahun ketiga itu berlangsung 35 hari mulai Senin (11/6/2018). ”Dengan adanya tambahan atraksi berupa festival lampion di Nusa Dua, kami berharap semakin banyak wisatawan yang datang ke Bali dan menginap di Nusa Dua dan sekitarnya,” ujar Ni Made Purnama Damayanti dari bagian Humas ITDC.
Bandung mulai ramai
Sejumlah hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai dipadati pengunjung, terutama dari Jabodetabek. Executive Secretary in Charge Public Relations Hotel Santika, Bandung, Martini Santos, Senin, menyatakan, okupansi hotel saat ini rata-rata 50 persen. Namun, sehari menjelang Lebaran okupansi bisa 100 persen. ”Okupansi hotel baru akan turun menjadi 80 persen saat H+2 Lebaran,” kata Martini.
Hal serupa dibenarkan Sulaiman, Front Office Hotel Bumi Asih, Bandung, dan Manajer Marcom Hotel Ibis Trans Studio Dina Novia. Okupansi Hotel Ibis pada Lebaran tahun ini bakal 100 persen. Tingkat okupansi tertinggi di hari kedua Lebaran.
Menurut Dina, kondisi puncak dipengaruhi Lebaran yang jatuh pada akhir pekan sehingga pengunjung bisa menginap lebih dari dua hari. ”Lokasi hotel yang dekat dengan Trans Studio membuat pengunjung memiliki pilihan untuk berekreasi dengan keluarga,” katanya.