YOGYAKARTA, KOMPAS - Meski Gunung Merapi berstatus Waspada, sejumlah obyek wisata di lereng Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap menerima kunjungan wisatawan pada masa libur Lebaran. Pemerintah dan pihak terkait menyiapkan langkah mitigasi bencana untuk antisipasi jika Merapi erupsi.
”Langkah-langkah mitigasi bencana sudah disiapkan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana, Selasa (12/6/2018) di Yogyakarta.
Sejak 11 Mei 2018, Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah kembali mengalami peningkatan aktivitas. Pada 21 Mei 2018, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Merapi dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II). BPPTKG menetapkan zona bahaya pada radius 3 kilometer (km) dari puncak Merapi.
Pada 11 Mei sampai 1 Juni 2018, Merapi mengalami 12 kali erupsi kecil yang menimbulkan hujan abu di wilayah sekitarnya. Sebagian letusan menimbulkan lontaran material dengan jarak kurang dari 3 km dari puncak. Namun, sejak 1 Juni, kondisi Merapi relatif tenang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menyatakan, selama masa libur Lebaran, BPBD Sleman menerjunkan dua tim untuk memantau aktivitas pariwisata di lereng Merapi di Sleman.
Satu tim bertugas memantau obyek wisata di sisi barat lereng Merapi, misalnya Tlogo Putri, Tlogo Muncar, dan Gardu Pandang Kaliurang. Satu tim lain mengawasi obyek wisata di sisi timur lereng Merapi, seperti Bunker Kaliadem, Kali Kuning Park, dan Bukit Klangon. Tiap tim beranggotakan enam orang dari sejumlah instansi, misalnya BPBD, TNI, dan relawan dari organisasi kemasyarakatan.
Setiap tim dilengkapi pengeras suara untuk menyampaikan pengumuman jika ada kondisi darurat. BPBD Sleman menyiagakan sejumlah personel dan peralatan di posko di Pakem, Sleman.
Pelaku wisata siap
Ketua Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Dardiri menuturkan, setelah Merapi erupsi 11 Mei lalu, jumlah wisatawan yang mengikuti paket wisata Lava Tour Merapi sempat turun drastis. Namun, kini jumlah wisatawan meningkat. Pada H+3 Idul Fitri, Senin (18/6/2018), AJWLM menerima pesanan 250 jip untuk Lava Tour Merapi. Para pengemudi jip wisata sudah mendapat pelatihan mitigasi bencana.
Obyek wisata di Magelang juga bersiap menerima kunjungan. Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Sahala Parlindungan Siahaan menuturkan, pada 16-24 Juni, jumlah pengunjung ditargetkan mencapai 356.747 orang, meningkat 7,5 persen dibandingkan libur Lebaran tahun lalu.
”Puncak kunjungan Candi Borobudur diprediksi akan terjadi pada 19 Juni dengan jumlah pengunjung lebih dari 50.000 orang,” ujarnya, Selasa.
Muslih, Ketua Paguyuban Homestay Ngaran II, Kecamatan Borobudur, mengatakan, 89 kamar di 27 homestay Dusun Ngaran II habis dipesan dari H-1 hingga H+10 Lebaran.
Optimisme serupa dinyatakan Kepala Bagian Promosi dan Pemasaran Obyek Wisata Ketep Pass Edward Alfian.
Di Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, warga yang tinggal di lereng Merapi diimbau tetap waspada terhadap kondisi Merapi, termasuk saat merayakan Lebaran.