EMPAT LAWANG, KOMPAS - Satu pelaku penembakan dalam bentrokan antarpendukung pasangan calon bupati-wakil bupati Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, ditangkap. Polisi masih mengejar tiga pelaku lain. Salah satu di antara mereka diduga adalah oknum kepala desa.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara, Rabu (13/8/2018), mengatakan, pelaku yang ditangkap adalah EV. EV diduga menembak salah satu korban saat bentrokan terjadi menggunakan senjata laras panjang, Selasa lalu. Dalam bentrokan itu, warga bernama Beni tewas tertembak di bagian wajah. Dua orang mengalami luka tembak dan satu orang luka bacok.
Bentrokan terjadi saat pasangan calon nomor 1, David Hardiyanto-Eduar Kohar, bersafari Ramadhan di Desa Perigi, Kecamatan Ulu Musi, Empat Lawang. Kunjungan itu dihadang pendukung pasangan calon nomor 2, Joncik Muhammad-Yulius Maulana. Bentrokan pun pecah.
Berdasarkan penyelidikan polisi, ada empat pelaku yang terlibat, salah satunya oknum kepala desa. ”Saya mengimbau para pelaku menyerahkan diri paling lama malam ini (Rabu),” kata Zulkarnain. Dua peleton polisi diturunkan untuk menjaga lokasi kejadian.
Zulkarnain mengatakan, Kabupaten Empat Lawang sejak awal masuk daerah rawan pilkada karena pasangan calon yang bersaing adalah pasangan yang sama dengan Pilkada 2013. Pihaknya mengakui terlambat mengantisipasi bentrokan karena lokasi kejadian sangat jauh dari Markas Polres Empat Lawang. Selain itu, kekuatan polsek tidak sebanding dengan massa yang bentrok. ”Kapolsek pun diusir oleh pendukung pasangan calon,” ujarnya.
Rabu siang, Zulkarnain, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dan Panglima Kodam II Sriwijaya Mayor Jenderal AM Putranto mengunjungi lokasi bentrokan. Ketiganya juga mengunjungi tiga pasangan calon yang mengikuti Pilkada Empat Lawang.
Mediasi dilakukan tidak dalam satu tempat karena mengumpulkan pasangan calon di satu tempat dikhawatirkan akan menyulut bentrokan baru. ”Salah satu calon bahkan berencana mengajak massanya,” ucap Zulkarnain.
Alex mengatakan, dalam mediasi itu, kedua belah pihak sepakat tidak akan balas dendam. Pihaknya juga menginstruksikan aparatur pemerintahan agar netral. Setelah bentrokan hingga hari terakhir kampanye pada 24 Juni, kampanye yang melibatkan massa harus dihindari.
Komisioner KPU Sumsel, Liza Lazuarni, berharap bentrokan tidak mengganggu tahapan pilkada. Pasangan calon juga diminta mengajak pendukungnya tenang dan mampu meredam emosi. ”Jika massanya saja tidak bisa diurusi, bagaimana mampu mengurusi warga keseluruhan,” kata Liza.
Sebelumnya, saat deklarasi damai pilkada, pendukung kedua pasangan calon juga bentrok. Debat kandidat sesi pertama diadakan di Palembang untuk menghindari bentrokan.