JAYAPURA, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua, Sabtu (16/6/2018), mengatakan, berita yang beredar bahwa tiga korban tewas dan 118 rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Sarmi, Papua, Jumat (15/6/2018), adalah kabar bohong atau hoaks.
Adapun peristiwa gempa tersebut yang bermagnitudo 5,7 memang benar-benar terjadi pada pukul 09.57 WIT.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi di Jayapura pada Sabtu.
Welliam mengatakan, informasi dari jajaran BPBD Kabupaten Sarmi menyebutkan, tak ada korban jiwa atau ratusan rumah rusak akibat gempa tersebut.
”Kami merasa heran bagaimana informasi tersebut bisa menyebar hingga pusat. Padahal, fakta di lapangan tidak seperti itu,” ujar Welliam.
Kepala Polres Sarmi Ajun Komisaris Besar Paul Ishak menyebutkan, pihaknya bersama Bupati Sarmi Eduard Fonataba telah membantah adanya kabar yang menyebutkan tiga korban tewas dan ratusan rumah rusak itu.
”Seharusnya informasi yang disebarkan harus dikonfirmasi terlebih dahulu kepada pemda dan pihak kepolisian setempat,” kata Paul.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili menyatakan, dari hasil survei di sejumlah kampung yang berdekatan dengan pusat gempa, tidak ditemukan rumah yang rusak dan warga yang tewas.
”Dari laporan hanya seorang warga yang mengalami luka ringan karena tertimpa balok kayu. Hal ini disebabkan konstruksi rumahnya yang tidak sesuai standar,” lanjutnya.
Diketahui data dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 1,93 Lintang Selatan dan 138,93 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 67 kilometer arah barat laut Sarmi, Papua, pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Pasifik di New Guinea Trench di sebelah utara Jayapura.