Mangrove Center Balikpapan Semakin Diminati Wisatawan
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
Mangrove Center Balikpapan, tempat wisata alam alternatif di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang juga habitat bekantan, terus berbenah dan menjadi tujuan favorit wisatawan. Menariknya, kawasan wisata bakau ini dikelola masyarakat, bukan pemerintah daerah.
Sejumlah wisatawan memadati Mangrove Center Balikpapan, Senin (18/6/2018), yang hanya berjarak 11 km dari pusat kota. Mereka mengantre naik perahu untuk menyusuri sungai sembari menikmati hamparan bakau dan melihat kawanan bekantan. Satu perahu yang berkapasitas 10-11 orang dikutip uang Rp 300.000.
Salah satu pengunjung, Desi Parawi, mengatakan, ia menemukan lokasi wisata ini setelah membaca sejumlah berita dan artikel. Minggu kemarin, Desi dan beberapa temannya berwisata di Derawan, Kabupaten Berau. Sebelum bertolak pulang ke Medan, Desi menuju Balikpapan.
”Sepertinya menarik tempat ini, maka saya putuskan kemari. Ternyata memang beda dan menarik. Hal yang mengejutkan, lokasi ini bukan dikelola Pemkot Balikpapan, tapi warga,” ujar Desi, guru Fisika di SMA Unggul Del, Kabupaten Toba Samosir, ini.
Sejak ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh Pemkot Balikpapan, tahun 2010 Mangrove Center Balikpapan yang seluas 150 hektar ini perlahan menjadi kawasan wisata alam alternatif yang menarik. Pengelolanya secara mandiri mengupayakan perbaikan fasilitas, tidak berharap APBD.
Itu antara lain menambah jumlah perahu, mengecor semen jalan masuk, membuat gardu pandang setinggi 12 meter, membuat patung bekantan, bangunan (rumah) kayu, menambah papan-papan ulin untuk jalan setapak dan tepian dermaga sandar, tempat duduk, serta papan informasi. Satu fasilitas yang terbaru adalah dua toilet yang baru selesai dibangun. Sebagian dananya disumbangkan sebuah perusahaan swasta.
”Akhirnya setelah bertahun-tahun berencana, toilet jadi juga. Selain itu, kami juga berencana menambah perahu, setidaknya dua. Dananya sedang dicari. Saat ini terdapat tiga, ada yang kecil, ada yang lumayan besar,” kata Agus Bei, Ketua Mangrove Center Balikpapan.
Karena tidak dikelola pemerintah, Mangrove Center Balikpapan belum menerapkan tiket masuk. Pengunjung hanya dikutip uang jika naik perahu menyusuri sungai. Parkir kendaraan juga tidak dikutip uang.
”Sumber pendapatan lainnya, ya kami membantu menyosialisasikan bakau, cara pembibitan, dan cara menanamnya, serta mendampingi kelompok masyarakat yang peduli akan kelestarian bakau,” kata Agus Bei.
Agus Bei, sejak tahun 2011, mengajak sejumlah tetangganya untuk bersama-sama mengelola Mangrove Center Balikpapan. Agus Bei, yang juga ketua RT setempat ini, meraih Kalpataru tahun 2017 dalam kategori perintis lingkungan.