Ribuan Pemudik Tertahan di Pulau Bawean
GRESIK, KOMPAS Ribuan pemudik asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tidak dapat menyeberang ke Gresik akibat cuaca buruk. Gelombang setinggi tiga meter di Laut Jawa menyebabkan kapal reguler yang melayani rute Gresik-Bawean tidak beroperasi sejak Sabtu pekan lalu.
Kondisi cuaca diperkirakan normal kembali pada Kamis (21/6/2018). Pos Pantau dan Pengamanan Lebaran di Pelabuhan Gresik mencatat 6.671 pemudik tertahan di Bawean.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Agustine Halomoan Sinaga, Senin (18/6), mengatakan, kapal-kapal reguler, termasuk kapal untuk program mudik gratis, akan diberangkatkan setelah cuaca membaik. Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan juga telah mengeluarkan surat penundaan kapal penumpang untuk berlayar. ”Ini demi keselamatan penumpang,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Perak Surabaya memperkirakan, kekuatan angin di perairan Gresik dan Bawean mencapai lebih dari 20 knot dan tinggi ombak mencapai 3 meter.
Di Lampung Selatan, jumlah penumpang dan kendaraan yang menggunakan jasa penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Pelabuhan Merak, Banten, mulai meningkat. Dari Minggu pagi hingga Senin pukul 08.00, jumlah penumpang yang menyeberang ke Merak sebanyak 78.786 orang atau meningkat dari 46.408 penumpang dari Sabtu lalu.
Jumlah kendaraan roda dua yang melewati rute itu pada Minggu hingga Senin pagi sebanyak 6.463 unit. Jumlah itu meningkat dari Sabtu pekan lalu yang sebanyak 1.067 unit. Adapun kendaraan roda empat sebanyak 9.019 unit atau meningkat dari 3.816 unit dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Kepala Humas PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Pelabuhan Bakauheni Syaifullahil Maslul mengatakan, lonjakan arus balik akan mulai meningkat signifikan pada Selasa dan Rabu besok. ”Untuk sementara, sepeda motor dikhususkan di Dermaga VII, tetapi jika terjadi penumpukan akan kami distribusikan ke dermaga lain. Hari ini masih relatif normal,” katanya.
Rute Bakauheni-Merak menjadi salah satu jalur arus balik yang diantisipasi pemerintah. Pada arus mudik sebelum Lebaran, banyak pemudik dari Pulau Jawa melewati rute itu dengan dan tanpa membawa kendaraan. Pada arus mudik, antisipasi kepadatan difokuskan di Merak sedangkan untuk arus balik di Bakauheni.
Antisipasi kepadatan
Untuk mengantisipasi kepadatan, lanjut Syaifullahil, PT ASDP akan menambah loket pembelian tiket. Loket penumpang tanpa kendaraan dari 5 loket menjadi 14 loket; kendaraan roda dua dari 2 loket menjadi 14 loket; dan mobil dari 8 loket menjadi 17 loket. Sebanyak 36 unit kapal akan dioperasikan.
Wakil Kepala Kepolisian Negara RI Komisaris Jenderal Syafruddin, di Pelabuhan Merak, mengatakan, arus mudik yang sudah berlalu telah berjalan dengan baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selama arus mudik, kemacetan jarang terjadi dan waktu tempuh perjalanan ke kampung halaman lebih cepat.
Kelancaran mudik tahun ini dipengaruhi pembangunan dan perbaikan sejumlah infrastruktur jalan, serta didukung rekayasa lalu lintas yang tepat. ”Saya berharap, arus balik berjalan lancar seperti arus mudik. Semua pihak termasuk pengguna jalan diharapkan tetap tertib,” ujarnya.
Di Balikpapan, Kalimantan Timur, arus balik di Pelabuhan Penyeberangan Feri Kariangau ramai. Antrean mobil sempat memanjang hingga sekitar 500 meter. Kendati begitu, tidak sampai terjadi kemacetan karena kendaraan terus bergerak dan bisa langsung masuk kapal.
Pelabuhan itu melayani penyeberangan feri rute pendek ke Penajam, Kalimantan Timur, yang berangkat setiap 20 menit. Pelabuhan tersebut juga melayani pelayaran jauh menuju Mamuju, Sulawesi Barat, dan Palu, Sulawesi Tengah, yang berangkat sehari sekali.
Berdasarkan pantauan Kompas, ratusan pemudik memenuhi Mandala Nusantara, kapal feri reguler yang melayani rute Balikpapan-Mamuju. Sebagian pemudik tampak menggelar tikar dan alas koran di lantai bawah kapal yang adalah areal parkir mobil. Juga menumpuk kardus-kardus dan bawaan mereka.
”Kalau di lantai atas panas karena itu saya di lantai bawah saja. Mumpung tidak ada lagi mobil yang masuk kapal,” kata Kariyah, salah satu pemudik asal Mamuju yang berlebaran di Balikpapan. (FRN/PRA/ACI)