BOJONEGORO, KOMPAS – Ketersediaan elpiji 3 kilogram di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dinilai aman karena ada tambahan pasokan tiga kali lipat lebih dari jatah harian 31.650 tabung menjadi 99.120 tabung.
Pasokan itu bisa menjamin kebutuhan menjelang Lebaran sampai Lebaran ketupat, Jumat (22/6/2018).
Warga Bojonegoro diminta tidak perlu khawatir. Stok elpiji di pangkalan melimpah dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum buka 24 jam untuk melayani permintaan elpiji.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Agus Hariyana Selasa(19/6/2018)menegaskan tidak ada kelangkaan elpiji di Bojonegoro. Pada Mei saat awal Ramadhan sudah ada 862.000 tabung, sedang Juni disiapkan 837.000 tabung.
Semestinya dilihat dari kebutuhan saat ini stok elpiji lebih, dan tidak ada kelangkaan di lapangan. “Kalau sempat terjadi kelangkaan, menjelang Lebaran hingga pas Lebaran diperkirakan banyak pengecer mengambil untung,” katanya.
Agus meminta pengecer punya kesadaran dan jangan memanfaatkan momen Lebaran termasuk hingga lebaran ketupat nanti untuk menaikkan harga elpiji.
Konsumen juga tidak perlu khawatir karena stok elpiji di Bojonegoro dipastikan cukup. “SPBU di Bojonegoro juga harus siaga 24 jam untuk melayani konsumen yang butuh elpiji,” katanya.
Pengelola pangkalan elpiji SPBU Jetak, Yoyok mengatakan saat ini stok elpiji 3 kg cukup untuk melayani kebutuhan warga. Kenaikan harga elpiji beberapa hari terakhir diduga permainan tengkulak. Bisa pula karena jelang Lebaran lalu banyak agen sudah tutup, sehingga pengecer tidak menerima pasokan.
Ia meminta, jika ada warga yang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg bisa membeli langsung ke pangkalan atau SPBU terdekat dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 16.000 per tabung. Semua pangkalan juga SPBU di Bojonegoro siap melayani pembelian masyarakat. “Stok sangat mencukupi,” katanya.
Yoyok merasa heran, harga elpiji kemasan tabung 3 kg di tingkat pengecer, satu hari menjelang Lebaran lalu hingga Senin (18/6/2018) naik dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 bahkan Rp 27.000.
Di daerah pedesaan di Kecamatan Gondang bahkan harganya tembus Rp 30.000 per tabung. Di Tulungrejo, Kecamatan Trucuk harga eceran elpiji sebelum Lebaran mencapai Rp 23.000 per tabung 3 kg. "Pengawasan distribusi harus ditingkatkan," katanya.
Selain melambung harga, ketersediaan elpiji juga langka. Saat itu Kanti Rahayu, warga Kelurahan Jetak, sampai mencari elpiji di Desa Mojokampung. Alasannya, pedagang eceran langganannya mengaku tidak dapat pasokan dari agen.
Sementara itu, Agus Prasetyo, warga Kelurahan Karangpacar, memilih mencari elpiji di SPBU Sawunggaling di Desa Ngroworejo untuk memperoleh tabung epliji 3 kg dengan harga standar. Warga lainnya, Saeran juga langsung datang ke SPBU tidak ada persediaan di pedagang eceran.
Menurut pengecer elpiji di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro Kota, Yayuk, dirinya tidak dipasok agen sejak tiga hari sebelum Lebaran. Biasanya ia dijatah 60 tabung elpiji 3 kg dari agen. Ia biasanya membeli dari agen Rp 18.000 per tabung dengan harga jual terakhir tiga hari sebelum Lebaran Rp 21.000 per tabung.
Melambungnya harga elpiji juga terjadi di Gresik. Di wilayah Dukun, sejak jelang Lebaran hingga Senin (18/6/2018) harga mencapai Rp25.000 hingga Rp 26.000 per tabung 3 kg. Di Panceng kiriman elpiji di pengecer juga langsung habis diserbu warga. "Aneh, sepertinya distribusi belum lancar," kata Yakub, warga Panceng.