Elektrifikasi di NTB Terpenuhi 100 Persen pada 2020
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat menggenjot pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil guna meningkatkan rasio elektrifikasi.
Menjelang Lebaran, tiga daerah terpencil sudah dialiri listrik, yaitu Gili Gede di Kecamatan Sekotong Tengah, Lombok Barat. Kemudian, Desa Lebin di Kabupaten Sumbawa, dan Dusun Boa di Desa Pasir Putih, Sumbawa Barat.
”Dengan telah terlistriki tiga desa di Nusa Tenggara Barat, ditambah Program Listrik Desa (Lissa) nantinya, rasio elektrifikasi 100 persen di NTB tercapai di tahun 2020,” kata Fitriah Indriana, Deputi Manager Humas PLN Wilayah NTB, Selasa (19/6/2018), di Mataram, Lombok.
Di obyek wisata Gili ada 450 kepala keluarga yang menikmati listrik dengan membangun jaringan kabel laut berkapasitas 20 kV masing-masing 2,4 kilometer sirkuit (kms) lewat Program Lissa. Kemudian, membangun jaringan tegangan menengah (JTM) 3,64 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) 6,64 kms, dan empat gardu berkapasitas 520 kilovolt Ampere (kVA). Total nilai investasi yang dikeluarkan oleh PLN untuk mengalirkan listrik ke Gili Gede mencapai Rp 19 miliar.
Untuk melistriki Desa Lebin, 90 km dari Sumbawa Besar, Ibu Kota Kabupaten Sumbawa, PLN menggunakan sistem isolated dan mesin pembangkit berkapasitas 280 kilowatt.
Di desa ini, lewat Program Lissa, PLN membangun JTM sepanjang 14,76 kms, JTR sepanjang 2,24 kms, dan gardu berkapasitas 100 kVA. Adapun di Dusun Boa dibangun JTM sepanjang 0,85 kms, JTR sepanjang 0,7 kms, dan satu gardu 100 kVA. Kelistrikan di Dusun Boa masuk sistem kelistrikan Sumbawa.
General Manager PLN Wilayah NTB Rudi Purnomoloka mengatakan, PLN terus bekerja keras melistriki seluruh pelosok Nusantara meski tidak sedikit tantangan yang dihadapi.
Misalnya, di Gili (pulau kecil) Gede, yang ditempuh sekitar 10 menit dari daratan Kecamatan Sekotong. Peralatan kelistrikan berupa gulungan kabel, trafo, dan tiang digotong menggunakan gerobak kemudian diangkut dengan tongkang yang ditarik kapal kayu menuju pulau itu.
”Meskipun sulit, alhamdulillah, sekitar 196 rumah di Gili Gede sudah menikmati listrik sebelum Lebaran. Sisa yang belum tersambung diselesaikan setelah Lebaran,” tutur Rudi.
Kepala Desa Gili Gede H Musdan dan Abu Bakar Abdullah, pemilik penginapan di Gili Gede, mengatakan, adanya listrik itu menjadi dambaan warga di pulau kecil berpasir putih dan berair jernih yang menghadap ke Selat Lombok itu.
Ketiadaan listrik menjadikan wisatawan sekadar berkunjung dan enggan menginap di Gili Gede. ”Sekarang, setelah ada listrik, saya mau tambah kamar karena pasti ada turis menginap,” ujar Abu Bakar Abdullah.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Lebin Muhammad Arsyad, ”Masuknya listrik di desa berpenduduk 300 kepala keluarga, meski baru menyala 12 jam, suasana gelap malam di kampung kami sudah benderang,” ujar Arsyad.
Akhir tahun 2017, rasio elektrifikasi di NTB mencapai 85,10 persen, dari target sebesar 80,10 persen. Untuk meningkatkan rasio itu, PLN melalui Program Lissa tahun 2018 akan melistriki 77 dusun yang ada di NTB.
Dengan demikian, akhir tahun 2018 rasio elektrifikasi menjadi 93,52 persen dan mencapai 100 persen 2020.