Waspadai Gelombang Tinggi
Sejumlah perairan Jawa Timur terganggu gelombang tinggi sejak tiga hari lalu. Sementara itu, pemerintah akan terus membenahi fasilitas penyeberangan Merak-Bakauheni.
JAKARTA, KOMPAS Gelombang tinggi masih melanda sejumlah perairan di Indonesia terutama, Laut Jawa. Hal itu menyebabkan pelayaran di perairan-perairan itu, terutama arus balik melalui jalur laut, terganggu.
Kepala Bidang Prediksi Peringatan Dini Cuaca BMKG Ramlan kepada Kompas, Selasa (19/6/2018), mengatakan, ketinggian gelombang laut di perairan itu mencapai 3 meter. Hal itu dipengaruhi siklus periodik.
Ada pertemuan awan kumulonimbus dengan angin berkecepatan 34 knot yang menyebabkan gelombang di permukaan air menjadi tinggi. ”Cuaca buruk itu diperkirakan baru akan reda pada Kamis nanti,” katanya.
Pelayaran dari Surabaya, Jawa Timur, menuju Pulau Masalembu, Sumenep, Madura, terganggu akibat cuaca buruk. Ombak yang mencapai 3,5 meter membuat kapal tidak diizinkan berlayar sejak tiga hari terakhir.
”Hanya kapal perintis rute Surabaya-Masalembu yang tidak diizinkan berlayar oleh syahbandar. Selain itu, kapal tujuan ke daerah lain, seperti Kalimantan dan Sulawesi, tetap berlayar karena ombak tidak mengganggu pelayaran,” ujar Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Surabaya, Herwanto kepada Kompas, Selasa (19/6/2018).
Adapun kapal yang tidak diizinkan berlayar tersebut adalah KM Sabuk Nusantara yang memiliki rute Surabaya-Masalembu-Kramian. Kapal perintis yang juga merupakan kapal mudik gratis dari Pemprov Jatim itu sejak Minggu (17/6) tidak berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak. Akibatnya, pemudik yang akan menuju ke kepulauan di Sumenep tertahan di Surabaya. ”Ombak mencapai 3,5 meter yang bisa membahayakan penumpang,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, lanjut Herwanto, cuaca buruk dengan ombak yang berkisar 2,5-3,5 meter terjadi di Laut Jawa bagian timur. Beberapa wilayah yang harus waspada terhadap ombak tinggi tersebut berada di kepulauan Sumenep, di antaranya di Kepulauan Masalembu dan Kepulauan Kangean. ”Pelayaran dari Surabaya menuju Masalembu dan sebaliknya tidak beroperasi. Diperkirakan ombak akan membaik pada Kamis (21/6/2018),” kata Herwanto.
Di Gresik, sebanyak 6.671 pemudik tujuan Pulau Bawean- Gresik masih tertahan di Pulau Bawean sejak Sabtu pekan lalu. Gelombang di jalur penyeberangan itu diperkirakan setinggi 2,5-3 meter.
Sementara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebanyak 1.376 penumpang dan 407 sepeda motor turun di Terminal Penumpang Nusantara Pura II pada Selasa pagi. Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, pada Senin lalu. Selama perjalanan dari Semarang-Jakarta, kapal tersebut tidak mengalami gangguan cuaca.
Berdasarkan data panitia program mudik gratis, sebanyak 1.556 penumpang dan 727 sepeda motor sudah terdaftar untuk diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Tanjung Priok pada Selasa ini.
”Angka itu bisa berubah jika ada peserta yang batal berangkat atau ada tambahan peserta pada hari H keberangkatan,” kata Koordinator Mudik Gratis area Jabodetabek Carlo Ponti.
Merak-Bakauheni
Pemerintah akan membenahi pelayanan rute penyeberangan Pelabuhan Merak, Banten-Pelabuhan Bakauheni, Lampung, yang merupakan simpul nasional antara Pulau Jawa dan Sumatera. Selain penambahan dermaga, pemerintah akan mengupayakan agar ke depannya kapal yang melayani rute itu berukuran di atas 5.000 gros ton.
Dari pantauan Kompas hingga Selasa (19/8/2018) malam, pergerakan penumpang dan kendaraan di dua pelabuhan itu relatif lancar. Proses bongkar-muat lebih kurang 1 jam. Namun, setelah berlayar menuju pelabuhan tujuan, baik dari arah Merak maupun Bakauheni, kapal terpaksa mengantre dulu di tengah laut lantaran dermaga masih dipakai kapal lain.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono, saat meninjau penyeberangan Merak-Bakauheni, mengatakan, infrastruktur akan terus dibenahi seperti menambah dermaga.
”Saat ini, di kedua pelabuhan itu masing-masing beroperasi enam dermaga yang digunakan 36 unit kapal yang beroperasi tiap hari,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pos Komando Terpadu Angkutan Lebaran Pelabuhan Bakauheni, terhitung sejak delapan hari hingga satu hari sebelum Lebaran, jumlah pemudik dari arah Merak ke Bakauheni sebanyak 970.327 orang. Kendaraan roda 2 sebanyak 83.845 unit; dan roda 4, bus serta truk sebanyak 112.784 unit.
Hingga dua hari setelah Lebaran, arus balik dari arah Bakauheni ke Merak terus meningkat. Jumlah penumpang hingga dua hari tersebut sebanyak 242.031; kendaraan roda dua 20.145 unit; serta roda empat, bus, dan truk berjumlah 29.140 unit. Artinya, total pemudik yang diperkirakan sudah pulang sebanyak 25 persen; serta kendaraan roda 2, bus, dan truk sekitar 26 persen.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VIII Provinsi Banten Johnny Siagian mengatakan, sebanyak 371 bus disiapkan untuk mengantar pemudik dari Merak.
”Sebagian besar bus tujuan Jakarta,” katanya.