Potensi 4,7 Juta Hektar Lahan Sagu di Papua Belum Dioptimalkan
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
SENTANI, KOMPAS - Papua memiliki lahan untuk komoditas sagu yang terluas di Indonesia yakni mencapai 4,7 juta hektar. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal sehingga produksi dan konsumsi sagu di Papua masih rendah.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Papua Laduani Ladamay di sela kegiatan Festival Sagu Papua, Kamis (21/6/2018).
Festival Sagu Papua diselenggarakan Club Pecinta Alam Hiroshi dan sejumlah organisasi lainnya menghadirkan sejumlah tokoh antara lain Plt Gubernur Papua Soedarmo, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua John Nahumury, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Robert Purwoko dan Aktivis Papua Jungle Chef, Charles Toto.
Laduani mengatakan, berdasarkan data Balitbang Papua, luas lahan sagu yang digunakan secara aktif hingga akhir tahun 2017 hanya 35.351 hektar.
Sementara itu, minimnya perhatian dari para petani menyebabkan hasil produksi per hektar hanya mencapai sekitar 5 ton pati sagu. Idealnya adalah 20 ton pati sagu per hektar.
"Total produksi pati sagu yang hingga akhir tahun lalu hanya 28.340 ton dengan melibatkan 21.511 petani, " paparnya.
Ia menuturkan, penyebab minimnya produksi dan konsumsi sagu di masyarakat karena Pemda kurang fokus untuk menjadikan komoditas itu sebagai produk unggulan.
"Pemda tidak menyiapkan program, anggaran dan pelatihan petani yang kontinyu. Akibatnya budidaya sagu belum optimal. Masyarakat pun kini lebih dominan mengonsumsi beras, " tutur Laduani.
Sementara itu, John menyatakan Dinas Perkebunan Provinsi Papua menyiapkan program penanaman kembali pohon sagu di sejumlah kabupaten tahun ini.
"Total luas areal penanaman sagu mencapai 300 hektar. Jarak tanam antar pohon sekitar lima meter tujuannya agar mengoptimalkan produksi pati menjadi 20 ton per hektar, " tuturnya.
Ketua Club Pecinta Alam (CPA) Hiroshi, Marcel Suebu mengungkapkan, pola konsumsi sagu di setiap keluarga Papua mengalami degradasi yang drastis.
"Kami bersama sejumlah penggiat pangan lokal Papua seperti Papua Jungle Chef menyelenggarakan Festival Sagu selama dua tahun ini. Tujuannya agar generasi muda Papua mengenal kembali budayanya yang hidup bersama sagu, " tutur Marcel.